BNPB akan melakukan perbaikan fasilitas umum, perbaikan rumah masyarakat yang terdampak, dan sejumlah langkah lainnya pasca banjir lahar dingin di ­Sumatera Barat.

BNPB akan melakukan perbaikan fasilitas umum, perbaikan rumah masyarakat yang terdampak, dan sejumlah langkah lainnya pasca banjir lahar dingin di Sumatera Barat.

SUMATERA BARAT - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto memaparkan sejumlah langkah yang akan dilakukan pemerintah pascabanjir bandang lahar dingin Gunung Marapi yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar).

"Langkah yang dilakukan di antaranya perbaikan fasilitas umum, perbaikan rumah masyarakat yang terdampak bencana dan lainnya," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat meninjau lokasi bencana di Kabupaten Agam, Selasa (14/5).

Berdasarkan laporan Gubernur Sumbar kepada Kepala BNPB, perbaikan jembatan di beberapa titik termasuk ruas-ruas jalan nasional yang amblas dan tidak bisa dilalui menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat.

Kemudian, yang tidak kalah penting ialah BNPB bersama instansi lainnya akan memastikan pemulihan dan penanganan terhadap para penyintas. Termasuk pula menyiapkan berbagai kebutuhan dasarnya.

Pada kesempatan itu, Letjen TNI Suharyanto menyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir badang lahar dingin Gunung Marapi mencapai 50 orang. "Per hari ini tercatat 50 orang yang meninggal dunia dan tersebar di sejumlah daerah," kata dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Padang Abdul Malik menyebutkan hingga Senin malam pukul 20.00 WIB korban jiwa akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi dan longsor di Sitinjau Lauik berjumlah 50 orang.

Rinciannya 20 korban di Kabupaten Agam, 16 dari Kabupaten Tanah Datar, tujuh warga di Kabupaten Padang Pariaman, dan masing-masing dua korban ditemukan di Kota Padang Panjang. Dari 50 korban meninggal dunia tersebut 47 korban berhasil teridentifikasi sementara tiga masih dalam proses identifikasi pihak berwenang, sebut dia.

Cegah Hujan

Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan teknologi modifikasi cuaca di lokasi-lokasi terdampak banjir lahar dingin dan banjir bandang Sumbar guna mengantisipasi bencana susulan.

"BMKG telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat meninjau lokasi banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumbar, Selasa.

Penerapan teknologi modifikasi cuaca mulai efektif dilakukan pada Rabu (15/5). Dwikorita menjelaskan modifikasi cuaca yang dilakukan yakni mengupayakan agar tidak terjadi hujan di lokasi-lokasi bencana. "Jadi, kita mengupayakan agar hujan tidak turun di lokasi bencana dan diturunkan di laut," kata mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Sebelum dilakukan modifikasi cuaca, BMKG memantau awan-awan hujan masih berada di sekitar laut dan mulai bergerak menuju daratan. Diperkirakan pukul 13.00 WIB akan turun hujan di sejumlah wilayah di Ranah Minang.

"Oleh karena itu, pendekatan atau metode modifikasi cuaca diperlukan agar hujan tidak terjadi di lokasi-lokasi terdampak bencana," ujar Guru Besar Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana UGM itu.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan instansi itu bersama pemerintah daerah dan lembaga lainnya telah menurunkan sejumlah alat berat untuk menangani dampak bencana lahar dingin Gunung Marapi.

"Kita akan memastikan juga seluruh penyintas banjir yang berada di posko dilayani dengan baik termasuk pemenuhan kebutuhan dasarnya," katanya. Ant/S-2

Baca Juga: