BOGOR - Di pasar Indonesia, untuk pertama kali Hyundai mengenalkan dua model kendaraan listrik sekaligus pada 6 November 2020. Kedua mobil yang kini telah dipasarkan tersebut Ioniq Electric dan Kona Electric. Masing-masing memiliki dua varian dan satu varian.

Sedan Ioniq varian Prime ditawarkan pada harga 637 juta rupiah setelah pajak. Sedangkan Ioniq varian Signature dijual pada harga 677 juta rupiah. Pilihan warna eksterior Polar White, Fluidic Metal, Phantom Black, dan Fiery Red.

Sementara itu, sport utility vehicle (SUV) Kona Electric dengan satu varian dijual pada harga 697 juta rupiah setelah pajak. SUV ini tersedia dalam lima pilihan warna eksterior, Dive in Jeju, Ignite Flame, Atlas White, Galactic Grey, dan Phantom Black.

Product Exert Hyundai Motors Indonesia, Bonar Pakpahan, mengatakan mobil listrik lebih murah dalam perawatan karena tidak memiliki mesin bakar (combustion engine) seperti pada mobil konvensional. "Karena nggak ada mesinnya komponen yang berputar menjadi lebih sedikit. Jadi yang mengalami keausan jauh lebih sedikit," ujar dia dalam acara "Hyundai Track Day," Jumat (19/3) di Sirkuit Sentol Bogor.

Selain rendahnya komponen yang mengalami keausan mobil perawatan mobil listrik lebih murah penggantian oli mesin yang jauh sedikit. Biasanya dalam perawatan berkala oli mesin yang diganti sebanyak 3-4 liter. Sementara itu, pada mobil listrik seperti Hyundai Ioniq Electric dan Kona Electric hanya membutuhkan oli untuk pelumas pada gear di bagian motor.

Untuk merangsang konsumen membeli mobil listrik Hyundai, perusahaan ini menawarkan garansi dan gratis perawatan selama periode tertentu. Garansi baterainya selama 8 tahun atau 160 ribu km tergantung mana tercapai dulu. "Garansi baterai 8 tahun itu lama kayak nggak habis-habis," kata Bonar.

Dalam perawatan berkala mobil lsitrik Hyundai diklaim cukup murah. Jika interval perawatan mobil konvensional baik mesin bensin maupun setiap 10 ribu km atau enam bulan tergantung lebih dulu tercapai, interval perawatan mobil listrik Hyundai 1 tahun atau 15 ribu km. "Dengan demikian, pelanggan lebih merasa nyaman tidak harus sering ke bengkel cukup satu tahun sekali," ujarnya.

Suku Cadang

Hyundai juga menawarkan garansi suku cadang selama 5 tahun atau 75 km, mana lebih dulu tercapai. Umumnya, komponen yang diganti adalah cairan pendingin baterai setelah mencapai angka 60 ribu km. Komponen lainnya penyaring (filter) AC untuk menjaga kelancaran sirkulasi udara kabin dan oli rem.

Bonar memaparkan, setiap Hyundai Ioniq dan Kona yang dibeli konsumen dibekali dengan portable charger yang bisa dihubungkan colokan listrik di rumah. Ada opsi arus yang bisa dikeluarkan yaitu 8, 10 Ampere (Am). Semakin besar satuan arusnya semakin cepat pengecasannya. "Pengecahan paling cepat menggunakan charger ini hanya 6-7 jam dari nol," ungkap Bonar.

Guna memberi rasa nyaman (peace of mind) saat berada di jalan pelanggan Hyundai dapat menghubungi layanan darurat Mobile Charging Service (MCS) yang beroperasi 24 jam. Keberadaan kendaraan MCS berfungsi membantu mengisi baterai saat kehabisan di jalan dengan metode vehicle to vehicle.

"Layanan ini seperti mendonorkan kapasitas baterai mobil tersebut ke mobil custumer.Ini untuk layanan emergensi ketika custumer lupa mengisikan daya listriknya ke kendaraan, atau kehabisan baterai di tengah jalan," ujar dia.

Saat ini Hyundai Motors Indonesia memiliki 4 kendaraan MCS, dua beroperasi di Jabodetabek, satu di Bandung dan sekitarnya, satu lagi di Surabaya dan sekitarnya. Untuk mendukung pengisian baterai pabrikan asal Korea Selatan ini juga menyatakan telah mendirikan 40 stasiun pengisian (charging station) baterai bersama mitranya di seluruh Indonesia.

"Hyundai terus berupaya meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pelanggan di Indonesia dengan menambah jumlah dealer hingga 100 gerai di tahun 2021," terang Presiden Direktur PT. Hyundai Motors Indonesia, SungJong Ha.

Baca Juga: