Saat ini, jika seorang dokter mencurigai bahwa seorang pasien memiliki infeksi bakteri, orang tersebut harus memberikan sampel cairan yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Melansir laman Newatlas, kini sebuah perangkat baru, dapat memungkinkan sampel tersebut untuk dianalisis di tempat, dalam beberapa menit. Namun ada tiga masalah utama dengan analisis sampel cairan tubuh di laboratorium.

Dalam penelitian di laboratorium memerlukan beberapa hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil dari penelitian.

Setiap infeksi yang ditemukan bisa saja lebih buruk atau tidak sama sekali untuk yang lain, itu mungkin bahwa dokter memberikan pasien pada antibiotik.

Selain itu, di lokasi terpencil atau negara berkembang, laboratorium dengan peralatan yang sesuai mungkin berada dalam jarak yang jauh.

Dengan keterbatasan seperti itu, para ilmuwan di Universitas McMaster Kanada menciptakan perangkat prototipe. Alat ini sebenarnya terdiri dari dua bagian chip sensor listrik dua saluran, dan modul pemrosesan utama seperti stik USB tempat chip dicolokkan.

Dokter mulai dengan menempatkan tetesan darah, urin atau air liur pada chip. Di sana, enzim DNA yang sudah ada di chip bereaksi dengan protein khas yang diproduksi oleh bakteri yang dicurigai dengan asumsi bakteri ada di tempat pertama, yaitu. Baik chip maupun modul utama dicolokkan ke smartphone, di mana aplikasi khusus menerjemahkan dan menampilkan data dalam waktu kurang dari satu jam.

Teknologi tersebut telah berhasil digunakan untuk mendeteksi bakteri E. coli berbahaya dalam sampel urin, dan mampu mendeteksi jenis bakteri lain dengan memanfaatkan enzim DNA yang berbeda. Terlebih lagi, itu dilaporkan juga dapat diadaptasi untuk mendeteksi infeksi virus, termasuk COVID-19.

"Ini berarti pasien bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik, hasil yang lebih cepat dan menghindari komplikasi serius," kata Assoc. Prof Leyla Soleymani, co-koresponden penulis makalah tentang penelitian.

"Itu juga dapat menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, yang dapat memberi kita waktu dalam pertempuran melawan resistensi antimikroba." ucapnya. arn

Baca Juga: