JAKARTA - Persaingan bisnis air minum dalam kemasan meramaikan jagad twitter dan instagram seminggu terakhir. Diawali oleh change.org di akun instagramnya, dengan tagar #tolakgalonsekalipakai.

Mereka mengamplifikasi petisi lawas tolak galon sekali pakai tahun lalu. Kini, BPOM menerapkan label BPA Free pada galon guna ulang berbahan plastik polikarbonat.

"Banyak akun organik nimbrung dalam tagar itu. Melempar pesan dampak lingkungan yang ditimbulkan market leader selama ini. Pesan lain, banyak netizen memahami semaian tagar itu hasil suruhan lobi bisnis industri yang ingin tetap mempertahankan status quo. Pesan terakhir banyak terbaca di kedua tagar. Menariknya, netizen memahami dan menggugat strategi greenwashing yang diterapkan, terutama kepada market leader," jelas Cahyadi Gunawan, Pegiat Media Sosial dan Dosen Komunikasi di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Menurut Cahyadi, percakapan mengarah pada kampanye hitam atas PT Tirta Fresindo Jaya produsen air minum kemasan dengan merek Le Minerale, karena dianggap menambah beban sampah.

Perang pendapat di instagram ditengarai digerakkan akun bot, dengan orkestrasi pesan seragam. Seputar sampah galon sekali pakai, dan tuduhan tera BPA Free adalah rekayasa yang menguntungkan satu brand air minum kemasan.

Puncak perang hashtag berpindah ke jagad twitter, dengan timpalan tagar #AquaRusakLingkungan, Kamis 16 Desember.

Kata Cahyadi, data twitter menunjukkan, tagar penolakan galon sekali pakai didominasi dari akun yang berlokasi di Jawa Timur, Jawa Barat dan Papua.

Data juga menunjukkan banyak didorong oleh akun-akun bot (robot). Ini mudah terbaca pada usia akun yang relatif baru, dengan isi percakapan yang praktis sama atau bahkan praktis tak ada kaitannya dengan tema pembicaraan.

"Tak pelak, anomali itu dengan cepat terbaca oleh warga twitter sebagai kampanye gelap," katanya.

Secara khusus, Cahyadi menyorot temuan temuan akun @WagimanDeep212 yang dengan jeli misalnya, menulis tentang salah satu akun yang terindikasi sebagai robot. Pemilik akun mencantumkan screenshot, rekam jejak salah satu akun pengusung tagar #tolakgalonsekalipakai.

Pertempuran opini berkecamuk seiring kemunculan tagar salah satu produsen minuman. Percakapan dengan tagar itu menampilkan sejumlah isu serius terkait dampak lingkungan dari besarnya operasinya.

Sejumlah posting misalnya menyorot dampak armada truk pengangkut produk yang kerap mendominasi jalan raya dan menimbulkan kemacetan dan bahkan kecelakaan.

Posting lainnya menyoroti sisi kesehatan distribusi galon yang terpapar sinar matahari di atas truk dalam waktu yang lama sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Dalam momen kampanye edukasi publik, BPOM meminta masyarakat berhati-hati dalam penyimpanan dan distribusi galon, khususnya menghindarkan galon dari terpaan sinar matahari langsung agar tak terjadi peluruhan polimer plastik kemasan ke dalam air minum. Peluruhan semacam itu, bisa sampai terkonsumsi dalam level tertentu, dianggap bisa memicu masalah kesehatan yang serius.

Baca Juga: