Mantan komandan pasukan Rusia, Andrey Gurulyov meramalkan bahwa perang Rusia-Ukraina akan berlangsung setidaknya hingga 2027 mendatang atau bahkan mungkin lebih lama lagi.

Pernyataan Gurulyov muncul saat dirinya ditanya terkait apakah Rusia harus menggunakan senjata militer tertentu sebelum perang berakhir atau berperang dengan senjata biasa dan kurang canggih tanpa GPS atau satelit.

"Jangan menunggu akhir perang-jangan tunggu apa saja. Akhir perang ini mungkin memakan waktu lama. Secara umum, saya perkirakan 2027-2030, bukan lebih awal," kata Gurulyov, yang juga anggota Duma Negara, dikutip dari Newsweek, Senin (20/2).

"Selama ini, jika hanya menggigit bibir, kita akan dibebani untuk melanjutkan. Kita harus menang dengan senjata modern. Kita perlu mengerahkan mereka dalam pasukan. Itu saja," lanjutnya.

Gurulyov saat tampil di TV pemerintah Rusia pada awa bulan ini juga menolak kedaulatan Ukraina. Ia menegaskan, negara yang dilanda perang itu adalah milik Rusia.

"Kita harus menutup topik Ukraina untuk selamanya dan mengakui bahwa denazifikasi dan demiliterisasi akan menutup Ukraina sebagai proyek untuk selamanya," ucapnya.

"Pernah ada, tapi sekarang tidak lagi," tambahnya.

Gurulyov juga menggambarkan pendudukan Ukraina sebagai "hal terpenting yang harus dicapai hari ini".

Masih belum jelas kapan perang, yang diluncurkan Februari lalu oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, akan berakhir dan dengan syarat apa. Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa Kremlin sedang mempersiapkan warga untuk menghadapi konflik selama bertahun-tahun.

Sosiolog Grigory Yudin mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) pada hari Minggu bahwa Moskow sedang mempersiapkan Rusia untuk "perang eksistensial yang besar", dan bahwa sistem pendidikan di negara tersebut berkembang untuk mencapai tujuan tersebut.

"Kita berbicara tentang transformasi pendidikan yang radikal dan lengkap untuk memobilisasi pemuda Rusia untuk berperang. Saat ini pendidikan memiliki dua fungsi-propaganda dan pelatihan militer dasar," ujar Yudin.

Sementara itu, pasukan Putin saat ini bersiap untuk meluncurkan serangan baru di musim semi, dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini mencatat bahwa pemimpin Rusia tidak berencana untuk mengakhiri perang dalam waktu dekat.

Awal pekan ini, Stoltenberg mengatakan bahwa serangan baru Rusia di Ukraina timur dimulai dengan pasukan yang semakin dekat untuk menguasai kota strategis Bakhmut di wilayah Donbas.

"Kami tidak melihat tanda apa pun bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian. Apa yang kami lihat adalah Presiden Putin dan Rusia masih ingin mengendalikan Ukraina," kata kepala NATO itu.

"Kami melihat bagaimana mereka mengirim lebih banyak pasukan, lebih banyak senjata, lebih banyak kemampuan. Kenyataannya adalah kami sudah melihat dimulainya [serangan baru]," pungkasnya.

Baca Juga: