Berbicara secara anonim kepadaThe Washington Post, para pejabat keamanan Barat mengatakan Satelit Khayyam, yang dibangun dan diluncurkan oleh Rusia atas nama Iran,kemungkinan digunakan untuk memata-matai Ukraina.

Mereka menyebut Rusia bermaksud menggunakan satelit yang memiliki kemampuan pengawasan tingkat tinggi untuk membantu invasi yang sedang berlangsung terhadap tetangganya. Moskow disebut akan menggunakan satelit itu selama beberapa bulan untuk mengawasi sasaran militer Ukraina.

Satelit baru Iran disebutyang menghadirkan masalah serius bagi Israel karena kemampuannya dalam memantau situs sensitif di negara itu, hingga mengambil gambar objek di tanah dengan resolusi tinggi. Lebih lanjut, mereka meyakinisatelit semacam itu mungkin mendorong Iran untuk terus memantau lokasi, termasuk situs militer di Israel, atau infrastruktur utama lainnya di negara-negara Teluk.

Para ahli bahkan mengatakan bahwa Iran juga dapat berbagi informasi yang dikumpulkannya dengan kelompok teror yang didukungnya, seperti Hizbullah di Lebanon.

Richard Goldberg, mantan analis Iran di Dewan Keamanan Nasional pemerintahan Trump dan yang sekarang menjadi penasihat senior untuk lembaga think tank yang berbasis di Washington, Foundation for Defense of Democracies, mengatakan kepada Washington Post bahwa satelit itu telah menjadi bahaya yang "jelas dan nyata" bagi AS dan sekutunya.

"Ketika Iran menyempurnakan persenjataan rudalnya - dari rudal jarak pendek, menengah hingga jarak jauh, di samping kemampuan UAV yang berkembang di seluruh Timur Tengah - mampu menyinkronkan kemampuan tersebut dengan kemampuan satelit dan pengawasan hanya akan meningkatkan ancaman mematikan dari Iran," kata Goldberg.

Mengutip The New York Times, Badan Antariksa Iran mengatakan satelit itu akan digunakan untuk pertanian dan perencanaan sumber daya air. Sementara kedutaan Rusia di Teheran mengatakan pesawat ruang angkasa itu dirancang untuk tujuan non-militer.

Tetapi para ahli Barat tidak ragu bahwa satelit itu kemungkinan dimaksudkan untuk memata-matai.

"Sejauh menyangkut Iran, ini adalah terobosan nyata - untuk pertama kalinya seorang Iran memiliki dan mengoperasikan satelit dengan resolusi pencitraan tinggi, jauh lebih baik daripada yang mereka miliki sampai sekarang," ujar Tal Inbar, seorang peneliti senior di Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal non-partisan yang berbasis di AS, dikutip dari The New York Times.

Inbar menyebut kemampuan pencitraan satelit akan menghadirkan tantangan signifikan bagi Israel, yang telah lama menggunakan teknologi semacam itu. Ia menuturkan, satelit itu akan memungkinkan Iran untuk mengumpulkan informasi intelijen yang jauh lebih akurat dari sebelumnya.

"Mulai sekarang, Iran akan dapat mengumpulkan informasi intelijen yang jauh lebih akurat untuk operasi militer pasukan mereka serta untuk organisasi yang mereka dukung," kata Inbar.

"Ini adalah penyempitan yang signifikan dari kesenjangan teknologi antara Iran, dan Israel dan Amerika Serikat," tambahnya.

Menanggapi klaim ini, kepala Badan Antariksa Iran, Hassan Salarieh, pada Rabu (10/8) mengatakan kepada wartawan bahwa tuduhan mata-mata itu "pada dasarnya kekanak-kanakan."

"Kadang-kadang, beberapa komentar dibuat untuk memicu ketegangan; mengatakan bahwa kami ingin memata-matai satelit Khayyam pada dasarnya kekanak-kanakan," katanya.

Ia pun menekankan bahwa satelit terbaru Iran dibangun hanya untuk kepentingan manajemen perkotaan dan sumber daya alam negara itu.

"Satelit Khayyam sepenuhnya dirancang dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan negara dalam krisis dan manajemen perkotaan, sumber daya alam, pertambangan, pertanian, dan sebagainya."

Meskipun begitu, Times melaporkan bahwa para analis yang terkait dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran telah membual di media sosial bahwa mereka akan dapat memantau pangkalan militer AS dan Israel.

Meskipun Iran di masa lalu berhasil meluncurkan satelit kecil dengan berat kurang dari 50 kilogram, berat Khayyam hampir setengah ton.

Baca Juga: