Presiden Vladimir Putin pada Rabu (7/9) optimis apa yang disebutnya sebagai 'operasi militer' Moskow di Ukraina dan efek globalnya hanya akan menguntungkan Rusia.

Berbicara di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Putin menyatakan Rusia tidak dan tidak akan kehilangan apapun setelah meluncurkan kampanye militernya pada akhir Februari. Sebaliknya, Putin meyakini hal itu hanya memperkuat kedaulatannya, katanya.

"Ya, ada polarisasi tertentu yang terjadi baik di dunia maupun di dalam negeri, tapi saya yakin ini hanya akan menguntungkan kita. Karena segala sesuatu yang tidak perlu, berbahaya, dan mencegah kita untuk bergerak maju akan ditolak," kata Putin, seraya menambahkan bahwa Rusia pasti akan meningkatkan laju pembangunan yang menurutnya hanya dapat didasarkan pada kedaulatan.

"Semua langkah kami bertujuan untuk memperkuat kedaulatan kami," kata pemimpin Rusia itu.

Lebih lanjut, Putin menunjukkan dia tidak menganggap kegiatan Rusia di Ukraina sebagai awal dari aksi militer, tetapi sebagai upaya Moskow untuk mengakhiri permusuhan di wilayah tersebut.

"Aksi militer dimulai pada 2014 setelah kudeta di Ukraina, ketika mereka yang tidak menginginkan pembangunan damai dan berusaha menekan rakyatnya sendiri melakukan operasi militer satu demi satu dan melakukan genosida terhadap rakyat Donbas selama delapan tahun," kata Putin.

Mengutip Russia Today, Putin menekankan kampanye militernya merupakan respon lanjutan dan sudah seharusnya dilakukan setelah semua upaya resolusi damai untuk konflik tersebut gagal.

Sekali lagi, ia pun menegaskan tindakan Rusia bertujuan membantu mereka yang tinggal di Donbas.

"Ini adalah tugas kami dan kami akan memenuhinya sampai akhir," kata Putin.

"Pada akhirnya, ini akan mengarah pada penguatan negara kita, baik dari dalam maupun dari sudut pandang kebijakan luar negeri," tambah Putin.

Rusia sendiri berdalih 'operasi militer' di Ukraina yang dilancarkannya pada 24 Februari, adalah respon atas kegagalan Kyiv untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus bagi wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.

Pada Februari tahun ini, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Baca Juga: