Pemerintah mendorong optimalisasi peran peneliti untuk membantu penciptaan swasembada pangan di dalam negeri melalui dukungan riset.

JAKARTA - Peran peneliti pertanian sangat penting dalam mendorong swasembada pangan. Karena itu, diperlukan kolaborasi antarsesama peneliti untuk memperkuat produksi.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut ada tiga poin yang menjadi solusi pangan ke depan, terutama di tengah kondisi El Nino saat ini. "Yang pertama adalah rawa kita buka. Sekarang sudah siap 400.000 hektare. Minimal 300.000 hektare atau 250.000 hektare," kata Amran dalam rapat yang digelar di Auditorium Utama Sadikin Sumintawikarta Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (19/2).

Langkah kedua, Amran mengatakan dengan membangun pompanisasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat pada daerah rainfed land atau tanah tadah hujan. "Itu kita airi dengan pompanisasi karena berdasar pengalaman kita, itu kurang lebih 500.000 hektare," ujarnya.

Langkah ketiga, kata dia, di luar Pulau Jawa disiapkan lahan sampai 500.000 hektare. Namun harus dengan gerakan yang masif, dan ditopang oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan tenaga-tenaga ahli yang andal. "Kami yakin di BRIN ada peneliti kurang lebih 1.300 orang insya Allah satu dua tahun kita bisa swasembada," ucapnya.

Amran juga meminta Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) untuk membuka ruang kolaborasi yang kuat dengan para peneliti pertanian (Eks-Litbang Pertanian) di BRIN. Dia ingin kinerja kedua lembaga ini semakin memperkokoh persatuan untuk mendukung program strategis pertanian.

"BSIP dan BRIN jangan ada sekat lagi. Jangan ada izin-izin lagi dalam koordinasi. Ingat, kita ini satu kesatuan yang mungkin saja ke depan para peneliti BRIN kembali lagi menjadi Balitbangtan," katanya.

Kepala BSIP, Fadjri Djufri, mengatakan peran peneliti pertanian nantinya akan memperkuat kinerja sektor pertanian, untuk mewujudkan swasembada dan Indonesia lumbung pangan dunia. "Kegiatan ini untuk mensinergikan pembangunan pertanian ke depan agar kita mampu mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia," jelasnya.

Kembangkan Riset

Deputi BRIN, Mego Pinandito, mengaku siap menjalankan arahan Menteri Pertanian terkait mengawal keberlanjutan pembangunan pertanian ke depan. Salah satunya adalah mengembangkan riset untuk benih unggul di seluruh Indonesia.

Seperti diketahui, pertanian menjadi penggerak utama kinerja ekspor pada awal tahun ini di saat sektor turun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pertanian Indonesia selama Januari 2024 mengalami kenaikan sebesar 5,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month to month (mtm) dan meningkat 0,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau year on year (yoy).

"Kenaikan ini justru terjadi pada saat sektor-sektor industri nonmigas lainnya mengalami penurunan. Dengan kenaikan tersebut, maka sektor pertanian menjadi satu-satunya yang tumbuh secara bulanan maupun tahunan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Widyasanti, dalam keterangan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Amalia menyampaikan secara umum total ekspor nonmigas menurut sektor pada Januari 2024 mencapai 19,13 miliar dollar AS. Dari jumlah tersebut, kata dia, apabila merinci pada sektornya, pertanian memiliki kontribusi yang cukup besar yakni sebesar 374,4 juta dollar AS. Capaian tersebut meningkat bila dibandingkan pada Desember 2023 tercatat 355,5 juta dollar AS.

Peningkatan ekspor pada sektor pertanian disebut BPS, mendapatkan sumbangan dari peningkatan ekspor di antaranya produk kelapa sawit dan sarang burung walet.

Baca Juga: