Pemberian dosiskeempat bagi masyarakat umum masih harus disesuaikan dengan situasi dan keadaan epidemiologi.

JAKARTA - Peralihan layanan tebus resep dan obat gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) untuk mempercepat layanan agar proses penerimaan lebih baik. Untuk waktunya, bisa menjadi instan atau di hari yang sama sesuai pilihan pasien.

"Operasional apotek untuk proses verifikasi permintaan tebus resep dan pengambilan obat dibuka mulai pukul 08.00 hingga 20.00. Di atas jam 20.00, akan diproses di hari berikutnya dan sebelum jam 08.00 akan diproses kemudian," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenjes), SitiNadia Tarmizi, saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (7/11).

Sebelumnya,Kemenkes telah mengalihkan mekanisme tebus resep dan obat bagi pasien Covid-19 yang sedang isoman, dari semula melalui mekanisme sistem pengantaran ke rumah pasien oleh jasa ekspedisi, kini melalui wali pasien.

Seperti dikutip dari Antara, umumnya proses pengantaran obat melalui jasa ekspedisi membutuhkan waktu satu hari hingga sepekan tergantung dengan laju permintaan.

Kemenkes bekerja sama dengan jaringan Apotek Kimia Farma di seluruh daerah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan pasien terinfeksi SARS-CoV-2 selama menjalani isoman karena gejala ringan hingga sedang.

"Saat ini tersedia fitur tentang mekanisme tebus resep di setiap area kota/kabupaten layanan isoman. Ada satu cabang apotek Kimia Farma yang dijadikan sentralisasi operasional layanan isoman," kata Nadia.

Apotek tersebut dijadikan lokasi pengambilan obat maupun resep oleh wali pasien berdasarkan nomor WhatsApp dan lokasi apotek yang dicantumkan dalam pesan konfirmasi. Pasien yang sedang isoman dapat menghubungi nomor WhatsApp Kemenkes di Nomor 081110500567 untuk mendapatkan layanan telemedisin.

Layanan telemedisin gratis ini dapat diakses bagi masyarakat yang melakukan tes PCR/Antigen di laboratorium yang terafiliasi dengan sistem Kementerian Kesehatan.

Kode Pengambilan

Setiap pasien yang berhak atas tebus resep dan obat gratis dari pemerintah perlu mengonfirmasi untuk mendapatkan pesan melalui WhatsApp dengan kode pengambilan. "Sehingga pasien bisa langsung meminta bantuan wali pasien atau ojek online," kata Nadia.

Mekanisme terbaru itu memangkas waktu untuk memperoleh obat lebih cepat. "Pasien masih mendapatkan obat dalam bentuk sirop dan cairan yang dapat dibeli di apotek," kata Nadia.

Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Prima Yosephine, menyatakan vaksinasidosis keempat atau booster kedua bagi masyarakat umum masih dipertimbangkan. Hal ini dilakukan karena pemerintah harus terus mengikuti perkembangan pandemi Covid-19 yang dinamis.

"Kemungkinan bisa saja diberikan. Kami dari pemerintah seperti yang sudah dituangkan di dalam pedomannya bahwa perubahan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 memang sangat dinamis," kata Prima Yosephine dalam webinar Pemerataan Vaksinasi, Kunci Menuju Endemi yang diikuti di Jakarta, Senin.

Prima menyatakan pemberian dosis keempat bagi masyarakat umum, masih harus disesuaikan dengan situasi dan keadaan epidemiologi. Pemerintah harus mendapatkan kajian dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) terlebih dahulu sebelum didistribusikan secara luas pada masyarakat.

Keputusan untuk memberikan dosis keempat sampai saat ini belum mengalami perubahan. Pemberian masih ditujukan hanya pada tenaga kesehatan yang bersentuhan dan memberikan pelayanan kesehatan secara langsung dengan pasien Covid-19.

"Sementara untuk segmen yang lain seperti kelompok dewasa 18 tahun ke atas, itu kita memberikannya booster pertama atau dosis ketiga. Sampai saat ini kebijakannya baru dan masih seperti itu," katanya.

Menurut Prima, hal yang seharusnya saat ini digarisbawahi bukanlah mengenai pemberian dosis selanjutnya, melainkan peningkatan cakupan booster pada kalangan rentan seperti lansia atau orang dewasa dengan komorbid.

Baca Juga: