LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten memperluas jejaring usaha para perajin gula arenke pasar online sehingga produknya bisa diakses publik yang lebih luasLabgkah tersebut pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan omzet.

"Kita berharap para perajin gula aren dapat menggunakan teknologi digital sehingga pemasaran lebih luas," kata Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suwangka di Lebak, Sabtu.

Produksi gula aren di Provinsi Banten terbesar ada di Kabupaten Lebak. Selama ini Lebak menyumbangkan pendapatan asli daerah yang tinggi dari perdagangan gula aren.

Sebagian besar perajin gula aren memasarkan produksinya secara tradisional dengan menjual ke penampung dan tengkulak. Karena itu, pemerintah daerah meminta perajin gula aren dapat memanfaatkan teknologi digital secara online seperti di marketplace dan media sosial.

Pemanfaatan teknologi digital disebutnya akan lebih mampu memperluas sehingga meningkatkan omzet dan pendapatan.

"Kami siap memberikan bantuan pelatihan digital kepada perajin gula juga pelaku usaha lainnya," kata Imam.

Ia mengatakan, perajin gula aren di Kabupaten Lebak berkembang di Kecamatan Sobang, Cigemblong, Muncang, Cijaku, Malingping, Cihara, Cilograng, Cirinten, Banjarsari, Gunung Kencana, Bayah, dan Panggarangan.

Perajin memproduksi gula aren itu dari pohon nira yang dikembangkan petani setempat. Perkebunan pohon aren di daerah itu tumbuh di lahan-lahan perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian di atas 500 meter di atas permukaan laut.

Petani mengembangkan perkebunan aren hingga menghasilkan cairan nira sebagai bahan baku gula. Umumnya merekamemproduksi gula aren dalam bentuk cetak danbubuk yang disebut gula semut.

"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas gula aren agar bisa menembus pasar domestik hingga mancanegara," tambah Imam.

Samudi (55) seorang perajin gula aren warga Sobang Kabupaten Lebak mengatakan dirinya hingga kini memasarkan produknya belum secara online, karena ketidakmampuan penggunaan teknologi digital. Dengan demikian, dirinya hingga kini memasarkan produknya ditampung tengkulak secara turun-temurun. Ant/G-1

Baca Juga: