Penyair terkenal Amerika dan peraih Nobel bidang sastra Louise Glück meninggal dunia pada usia 80 tahun.

BBC melaporkan, Gluck menerima Nobel pada 2020, menjadikannya penyair Amerika pertama yang memenangkan penghargaan tersebut sejak TS Eliot lebih dari 70 tahun lalu.

Puisi-puisinya sering berbicara tentang trauma dan kekecewaan, yang paling terkenal "Mock Orange", mempertanyakan nilai cinta dan seks.

Kematian Glück dikonfirmasi oleh penerbitnya pada hari Jumat (13/10).

"Puisi Louise Gluck menyuarakan kebutuhan kita akan pengetahuan dan koneksi di dunia yang seringkali tidak dapat diandalkan," kata editor lamanya, Jonathan Galassi, dalam sebuah pernyataan."Karyanya abadi."

Seorang teman mengatakan kepada New York Times, dia meninggal karena kanker di rumahnya di Cambridge, Massachusetts.

Glück adalah penyair AS dari tahun 2003 hingga 2004 dan terakhir bekerja sebagai profesor bahasa Inggris di Universitas Yale dan profesor puisi di Universitas Stanford.

Dia dianugerahi hampir semua penghargaan yang diharapkan para penyair Amerika.

Para juri Nobel pada 2020 memujinya karena "suara puitisnya yang khas, dengan keindahannya yang luar biasa membuat keberadaan individu menjadi universal".

Dia memenangkan Hadiah Pulitzer pada 1993 untuk koleksinya "The Wild Iris", sebuah buku puisi yang mengangkat tema penderitaan, kematian, dan kelahiran kembali.

Penghargaan lainnya antara lain Bollingen Prize for Poetry tahun 2001, Wallace Stevens Award yang diberikan pada 2008, National Book Award pada 2014, dan National Humanities Medal yang diberikan pada 2015 oleh Barack Obama.

Glück, yang namanya diucapkan "Glick", lahir pada 1943 di New York, dan menerbitkan lebih dari selusin buku puisi sepanjang hidupnya.

Karya-karyanya pendek dan berfokus pada kenyataan menyakitkan sebagai manusia, mengangkat tema-tema seperti kematian, masa kanak-kanak, dan kehidupan keluarga.

Ia juga mengambil inspirasi dari mitologi Yunani dan tokoh-tokohnya, seperti Persephone dan Eurydice, yang kerap menjadi korban pengkhianatan.

Buku debutnya yang dirilis pada 1968 berjudul "Firstborn" dan diterbitkan setelah dia keluar dari perguruan tinggi dan mengalami perceraian pertama dari dua kali perceraiannya.

Ayahnya, yang membantu menciptakan X-Acto Knife, mendorongnya untuk menulis. Tapi dia memiliki masa kecil yang sulit, termasuk dirawat di rumah sakit karena anoreksia.

"Interaksi saya dengan dunia sebagai makhluk sosial tidak wajar, dipaksakan, hanya pertunjukan, dan saya paling bahagia membaca," katanya tentang masa kecilnya dalam sebuah wawancara tahun 2006.

Baca Juga: