JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 mencapai 145,2 miliar dollar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 sebesar 140,3 miliar dollar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (10/4), mengatakan peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

BI menilai cadangan devisa itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

"Capital Inflow"

Sementara itu, aliran modal asing masuk bersih mencapai 4,23 triliun rupiah di pasar keuangan domestik selama periode 3-5 April 2023.

Aliran modal asing masuk tersebut berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai 2,13 triliun rupiah dan pasar saham sebesar 2,10 triliun rupiah.

Sejak 1 Januari hingga 5 April 2023, terdapat aliran modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar 59 triliun rupiah, dan di pasar saham senilai 4,65 triliun rupiah.

Sementara imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke level 6,67 persen per 6 April 2023.

Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang juga turun ke level 3,311 persen.

Sedangkan, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 92,98 basis poin (bps) per 5 April 2023 dari 90,28 bps per 31 Maret 2023.

Baca Juga: