BANDARLAMPUNG - Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) membuat alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar dengan tenaga surya guna membantu masyarakat di Pulau Rimau, Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

"Pulau Rimau merupakan salah satu daerah di Lampung yang masyarakatnya masih sulit mengakses air tawar. Lokasi permukiman warga yang sangat dekat dengan lautan membuat sumber air terasa sangat asin dan kurang bersih," kata mahasiswa Itera Ahmad Rafi Apriliawan, di Bandarlampung, Senin.

Bahkan, lanjut dia selama ini warga setempat terkadang mendapatkan air tawar dari hasil tampungan air hujan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari sehingga hal itulah mendorong tim mahasiswa Itera menciptakan teknologi panel surya untuk penyulingan air laut menjadi air tawar di pulau tersebut.

"Kami membuat sebuah teknologi panel surya tipe monocrystalline berkapasitas 240 wp sebagai sumber energi pada alat penyuling air laut berukuran 40cm x 80cm x 15 cm dan mampu menampung 84 liter air laut. Alat tersebut mampu menghasilkan sekitar 24 liter air bersih dalam satu hari," kata dia.

Dia menjelaskan, alat tersebut bekerja dengan menampung air laut ke dalam bak penampung, kemudian dilakukan proses penguapan dengan bantuan water heater. Panel Surya bekerja sebagai sumber listrik water heater dengan bantuan inverter, yang kemudian akan menguapkan air laut menjadi air tawar sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Pulau Rimau.

Baca Juga: