Selesai dalam sebuah acara, Kamis (10/10), Menkopolhukam Wiranto pergi dari Universitas Mathlaul Anwar menggunakan mobil dengan tujuan ke alun-alun Menes. Rencananya, Wiranto hendak kembali ke Jakarta menggunakan helikopter yang sudah terparkir di alun-alun Menes. Sesaat setelah turun dari mobil, insiden pun terjadi. Abu Rara, pelaku penusukan mendekati Wiranto dari balik belakang mobil. Berpura-pura sebagai warga yang ingin bersalaman, Abu Rara langsung menyerang Wiranto.

Ketika itu, Wiranto hendak menyambut uluran tangan Kapolsek Menes, Daryanto yang menyambut di depan gerbang. Tiba-tiba dari arah belakang, Abu Rara mendekati Wiranto, dan langsung melakukan penyerangan. Ajudan sang menteri tak sempat mencegah, karena kejadian begitu cepat. Menteri senior Jokowi ini pun langsung tersungkur. Perut bagian depannya kena tusuk pisau si pelaku.

Setelah itu, Wiranto dibawa ke sebuah klinik untuk mendapatkan pertolongan pertama. Kemudian di bawa di RSUD Pandeglang. Selanjutnya diterbangkan ke Jakarta menggunakan helikopter.

Sebelum diserang di Menes Pandeglang, Wiranto sendiri sempat mendapat ancaman pembunuhan. Ketika itu tengah panasnya penolakan terhadap hasil pemilihan presiden yang dimenangkan Jokowi dan Ma'ruf Amin. Isu rencana pembunuhan terhadap pejabat negara pun mencuat. Bahkan Wiranto sendiri yang mengungkapkan itu ketika menggelar jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, di Jakarta.

Menurut Wiranto, tak hanya dirinya yang disasar hendak dibunuh. Tapi ada tiga pejabat lain yang juga di sasar yaitu Luhut Binsar Panjaitan (Menko Kemaritiman), Budi Gunawan (Kepala BIN), dan Gories Mere (Stafsus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan). Tak hanya, Wiranto ketika itu juga mengungkapkan, selain empat pejabat, ada pejabat lain yang juga disasar hendak dibunuh.

"Memang yang diancam tidak hanya empat orang, ada pejabat-pejabat lain yang juga diancam seperti yang saya alami," kata Wiranto.

Seperti Biasa

Meski diancam hendak dieksekusi, Wiranto tetap bekerja seperti biasa. Pengawalannya pun dilakuan seperti biasanya. Tidak ada perubahan.

Penyerangan terhadap pejabat negara, tak hanya terjadi sekarang ini seperti yang dialami Wiranto di Menes, Pandeglang. Jauh sebelum itu, sekitar tahun 2000, Matori Abdul Jalil juga diserang seorang pria. Matori dibacok ketika sedang mengawasi renovasi rumahnya di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Ketika itu, Matori sedang menjabat sebagai Wakil Ketua MPR. Akibat penyerangan itu, Matori mengalami luka di kepala dan tangan, karena sempat menangkis serangan si pelaku. Matori, tak lain adalah mantan Ketua Umum PKB. Matori juga pernah menjadi Menhan di Kabinet Gotong Royong era Megawati Soekarnoputri jadi Presiden. ags/AR-3

Baca Juga: