Lingkungan di sekitar perumahan harus dibersihkan dan diadakan penyemprotan disinfektan secara rutin setiap minggu.

Meminimalisir risiko penyebaran covid-19 yang dapat menular antarmanusia, berbagai cara dilakukan. Salah satunya ialah menyemprotkan cairan desinfektan di berbagai ruas jalan. Menurut berbagai laporan dari kota-kota termasuk, Shanghai, di Tiongkok dan Gwangju di Korea Selatan, desinfektan yang paling umum digunakan untuk menyemprot luar ruangan ialah larutan natrium hipoklorit, atau pemutih rumah tangga yang diencerkan. Namun, tidak diketahui dengan jelas apakah larutan pemutih dapat membunuh virus covid-19 di luar ruangan.

Dikutip Sciencemag.org, seorang ilmuwan kesehatan lingkungan dari Emory University di Amerika Serikat (AS), Juan Leon, mengatakan bahwa cairan pemutih sendiri dapat rusak di bawah sinar ultraviolet (UV). Leon juga menyebut sinar UV tampaknya menghancurkan virus covid-19, terlebih paparan virus itu dari permukaan luar ruangan sendiri mungkin sudah terbatas.

Saat ini muncul fenomena penyemprotan disinfektan secara massif pada berbagai tempat, bahkan langsung kepada manusia, dengan alasan untuk membunuh virus yang mungkin menempel pada baju atau badan manusia. Sebaiknya kenali dulu istilah-istilah antiseptik dan disinfektan.

Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup, seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa, untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis atau pembusukan (putrefaction). Beberapa antiseptik adalah germisida sejati, yang mampu menghancurkan mikroba (bakteriosidal), sementara yang lain bersifat bakteriostatik, dan hanya mencegah atau menghambat pertumbuhannya. Antiseptik sering digunakan misalnya untuk membersihkan luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan sterilitas, seperti povidon iodin, kalium permanganat, hydrogen peroksida dan alkohol.Hand sanitizerpada umumnya adalah mengandung antiseptik, seperti alkohol 60-70 persen. Kadar bahan aktif pada antiseptik jauh lebih rendah daripada disinfektan.

Disinfektan sendiri adalah bahan kimia yang digunakan untuk menghambat, atau membunuh mikroorganisme, misalnya pada bakteri, virus dan jamur kecuali spora bakteri, pada permukaan benda mati, sepertifurniture, ruangan, lantai dan yang lainnya. Disinfektan tidak digunakan pada kulit maupun selaput lendir, karena berisiko mengiritasi kulit, dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit, dan membran mukosa.

Disinfektan dapat digunakan untuk membersihkan permukaan benda, dengan cara mengusapkan larutan disinfektan pada bagian yang terkontaminasi, misalnya pada lantai, dinding, permukaan meja, daun pintu, saklar listrik dan yang lainnya. Penggunaan disinfektan dengan tekniksprayataufoggingtelah digunakan untuk mengendalikan jumlah antimikroba dan virus, di ruangan yang berisiko tinggi. Pada ruangan yang sulit dijangkau, biasanya digunakan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu. Proses ini akan mencegah penularan mikroorganisma patogen dari permukaan benda ke manusia.

Terdapat beberapa produk disinfektan yang direkomendasikan untuk disinfeksi, misalnya sodium hipoklorit, amonium kuarterner (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 persen dan hidrogen peroksida. Perhatikan petunjuk penggunaan pada label, agar produk dapat digunakan dengan efektif dan aman.

Penyemprotan bisa dilakukan di lingkungan rumah sendiri maupun lingkungan perumahan dalam lingkup RT/RW. Saat mendisinfeksi lingkungan RT/RW, jangan lupa untuk selalu menggunakan sarung tangan agar tidak terjadi iritasi kulit atau bau, pakai masker untuk menghindari masalah gangguan pernapasan, dan setelah selesai cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Pemerintah juga mencatat bahwa disinfeksi sebaiknya hanya dilakukan pada permukaan benda saja, tidak pada mahluk hidup. Hal ini disebabkan menyemprotkan alkohol atau khlorin pada tubuh seseorang tidak akan membunuh virus yang sudah masuk ke dalam tubuh, dan justru membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir seperti mata dan mulut.

Di perumahan Kembang Larangan Ciledug, penyemprotan lingkungan dilaksanakan setiap minggu oleh satuan tegus yang dibentuk. Dengan menggunakan cairan disinfentans yang disatukan dalam sebuah tong penampungan air, lalu menggunakan kendaraan bak terbuka, satgas ini berkeliling menyemprot jalan, serta pinggiran tembok di perumahan tersebut.

Setiap Sabtu, usai sembahyang subuh lalu diumumkan bahwa sekitar jam 7 pagi akan dilakukan penyemprotan, diminta pada setiap RT dan RW untuk membuka portal yang menutup jalur rumah masing-masing. Tentu saja selain penyemprotan cairan disinfentan, pada waktu tertentu juga dilakukan penyemprotan obat anti nyamuk malaria. ars

Baca Juga: