Nasabah kesulitan bertemu dengan manajemen Bumiputera dan Badan Perwakilan Anggota (BPA), serta regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

JAKARTA - Para pemegang polis Asuransi Bumiputera Wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat melakukan pertemuan dengan anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, untuk meminta bantuan terkait kepastian pencairan dana mereka.

Dalam keterangan di Jakarta, Rabu (29/7), nasabah mengadukan secara langsung masalah gagal bayar Bumiputera yang sudah berjalan tahunan, serta sulitnya berkomunikasi dengan manajemen Bumiputera dan Badan Perwakilan Anggota (BPA), serta regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Di pertemuan itu, Koordinator Pemegang Polis yang diwakili Fien Mangiri dan Muhammad Ali juga menyerahkan surat permohonan audiensi dengan Ketua Komisi XI DPR RI, berikut data-data pemegang polis di Jabodetabek dan Jawa Barat.

"Saat ini, kami baru menghimpun data 314 pemegang polis Bumiputera di Jabodetabek dan 146 di Jawa Barat. Tapi, kami masih banyak menerima data pemegang polis lain yang habis kontraknya dan menuntut pembayaran klaimnya," ujar Fien.

Kesulitan Berkomunikasi


Menurut Fien, pihaknya mewakili sekitar 500 nasabah di Jabodetabek dan Jawa Barat, serta 1.500 nasabah di tingkat nasional. Namun, pihaknya sangat kesulitan menjalin komunikasi dan berdiskusi dengan manajemen Bumiputera dan Badan Perwakilan Anggota (BPA), yang kini berubah menjadi Rapat Umum Anggota (RUA) berdasarkan PP No 87/2019. "Kami ingin dapat kepastian kapan dana kami dicairkan," kata Fien.

Muhammad Ali menambahkan, sebagai warga negara Indonesia, pemegang polis Bumiputera sangat mengharapkan aspirasinya bisa didengar dan ditindaklanjuti anggota wakil rakyat, khususnya Komisi XI DPR RI yang membidangi sektor keuangan termasuk asuransi.

"Sesuai namanya, sebagai wakil rakyat, hari ini kami menyampaikan aspirasi rakyat supaya masalah kami ada jalan keluarnya. Ini ikhtiar kami dan tolong kawal masalah gagal bayar kami," ujar Ali.

Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyambut baik kedatangan perwakilan para pemegang polis Bumiputera sambil menerima surat audiensi untuk Ketua Komisi XI DPR RI dan data-data polis Bumiputera di Jabodetabek dan Jawa Barat.

Menurut Anis, berdasarkan data yang dimilikinya, total ada lima juta nasabah Bumiputera di seluruh Indonesia dengan rata-rata memiliki produk asuransi pendidikan dengan durasi sekitar 17 tahun. Nilai polis yang berpotensi gagal bayarnya mencapai 9,6 triliun rupiah.

Anis berharap ada itikad baik dari direksi Bumiputera dan pihak BPA. Ia juga minta regulator (OJK) harus lebih aktif memikirkan nasib pemegang polis sehingga ada jalan keluar.

Ant/E-10

Baca Juga: