JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengaku salut dan mengatakan Indonesia bisa belajar dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang secara resmi berakhir, Minggu (9/8).

Menurut Menpora, kesuksesan Tokyo dalam menggelar pesta olah raga terbesar di dunia tersebut di tengah pandemi Covid-19, tak lepas dari protokol kesehatan (prokes) ketat dan disiplin yang diterapkan.

Menpora menilai sistem bubble yang diterapkan panitia merupakan pilihan yang tepat. Peserta yang tampil hanya diperkenankan untuk berpergian dari penginapan ke tempat latihan atau pertandingan saja. Pada sisi lain, kesadaran peserta yang berasal dari berbagai negara secara disiplin mengikuti protokol kesehatan juga menjadi faktor yang penting suksesnya ajang empat tahunan ini.

"Negara-negara lain bisa belajar dari keberhasilan Jepang ini termasuk kita di Indonesia yang akan menyelenggarakan, baik multievent maupun single event di dalam negeri. Kegiatan olah raga terlaksana dengan prokes yang ketat dan disiplin," ujar Menpora dikutip dari situs resmi Kemenpora Senin (9/8).

Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani juga mengaku memetik pembelajaran dari pelaksanaan Olimpiade Tokyo. Menurutnya, Indonesia bisa melakukannya seperti dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang dijadwalkan Oktober mendatang.

Menurut Rosan, salah satu kunci Olimpiade Tokyo bisa terlaksana dengan lancar meski masih dalam ancaman pandemi, yaitu adanya peraturan dan protokol kesehatan yang jelas dan ketat yang berlaku kepada seluruh peserta, atlet, ofisial, hingga panitia yang terlibat.

"Banyak sekali yang dapat menjadi pelajaran dari event sebesar ini karena di sana yang pertama kali disampaikan bahwa tidak ada toleransi untuk pelanggaran-pelanggaran dan semua itu dilakukan secara efisien dan peraturan yang jelas," ujar Rosan.

Demi meminimalisir penularan, interaksi dan aktivitas atlet selama di Tokyo juga dibatasi hanya di seputar tempat penginapan, tempat latihan dan arena pertandingan.

Meski protokol kesehatan sudah diterapkan dengan ketat dan disiplin, menurut Rosan, potensi tertular virus korona tetap ada, tetapi tidak sampai menciptakan klaster yang meluas karena panitia juga sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang jelas.

Baca Juga: