Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain. Bahkan sebagian besar dari kita memerlukan untuk menjalin hubungan dengan orang lain untuk benar-benar merasa bahagia.

Namun, hubungan tak terjalin begitu saja. Semua hubungan baik dengan anggota keluarga, pertemanan hingga hubungan asmara, semuanya membutuhkan usaha dari semua pihak yang terlibat.

Menurut Gottman dan Silver, penulis The Seven Principles for Make Marriage Work, untuk membangun hubungan yang bahagia dan memuaskan diperlukan pengetahuan mengenai membangun hubungan melalui penyelarasan emosi atau attunement emotional. Tapi apa sebenarnya penyesuaian emosi itu?

Banyak psikolog menjelaskan penyelarasan emosi menggunakan analogi tentang bayi dan pengasuh. Bayi tidak dapat mengungkapkan emosi yang mereka rasakan seperti lapar, mengantuk, dan tidak nyaman. Orang tua harus selaras secara emosional dengan bayi mereka sehingga mereka dapat mengenali apa yang dibutuhkan bayi dan memenuhi kebutuhannya.

Singkatnya, penyelarasan emosional adalah keadaan mengenali, memahami, dan terlibat dengan keadaan emosional seseorang.

Dengan penyesuaian emosional, Anda berarti memahami emosi yang mendasari perlakuan atau perkataan pihak lain yang terlibat dalam suatu hubungan dengan Anda.

Meskipun analogi hubungan bayi dan orang tua sering digunakan untuk menggambarkan penyelarasan emosional, penyelarasan emosional sangat penting dalam hubungan antara orang dewasa.

Perlu diingat, penyelarasan emosional lebih dari sekadar empati. Jika empati merupakan kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan seseorang, penting juga untuk mengambil tindakan dan terlibat dengan keadaan emosional seseorang. Di sinilah penyelarasan emosional berperan, terutama dalam hubungan romantis.

Mengetahui emosi mendasar pasanganmu berarti mengetahui bahwa terkadang apa yang mereka lakukan dan katakan tidak selalu mencerminkan emosi mereka secara akurat dan bersabar serta memahami mereka.

Bayangkan seperti ini, Anda mungkin mengalami hari yang buruk di tempat kerja, atau terjebak dalam kemacetan panjang. Ketika Anda pulang ke rumah, Anda mungkin membawa perasaan tidak nyaman itu ke rumah. Misalnya, Anda tidak menyapa pasangan seperti biasanya atau bahkan berlaku kasar terhadap pasangan.

Dalam benak, Anda tahu bahwa apa yang terjadi sama sekali bukan kesalahan mereka. Namun, secara sadar atau tidak sadar, sikap Anda telah mencerminkan suasana hati yang buruk.

Apabila saat hal itu terjadi, pasangan Anda tetap memperlakukan Anda dengan tenang, tidak mempermasalahkannya, dan secara aktif mencoba membuat Anda merasa lebih baik, itu berarti mereka memahami bahwa tindakan Anda disebabkan oleh emosi Anda yang mendasarinya. Itu menunjukkan bahwa mereka selaras dengan Anda secara emosional.

Melansir lifehack, ada beberapa cara untuk mewujudkan penyelarasan emosional dengan pasanganmu. Cobalah untuk mulai memahami emosi di balik kata-kata yang disampaikan pasanganmu ketika kalian menjalin komunikasi. Alih-alih hanya sekedar mendengarkan, sebaiknya perhatikan apakah mereka tampak stres, sedih, frustrasi, bingung, bahagia, marah, dan lain sebagainya.

Cobalah mulai memperhatikan nada suara, bahasa tubuh, apa yang tidak dikatakan, dan isi kata-katanya. Penyelarasan emosional seperti itu akan meningkatkan kemampuan Anda untuk memahami orang lain dan merespons dengan baik.

Hal ini tentu akan sulit ketika Anda baru memulai hubungan baru dan masih belajar tentang pasangan Anda. Namun, seiring berjalannya waktu, Anda akan mulai saling memahami dengan lebih baik secara tulus. Dengan kesabaran dan usaha, hubungan Anda akan menjadi lebih baik.

Walau masyarakat modern saat ini menekankan individualitas, kita perlu keluar dari 'cangkang' egois dan menempatkan diri kita pada posisi orang lain untuk memahami perspektif, pemikiran, dan perasaan mereka.

Kesabaran, kompromi, dan empati satu sama lain akan sangat membantu memastikan bahwa Anda dan pasangan memiliki waktu yang sangat bahagia satu sama lain.

Baca Juga: