JAKARTA- Bank DKI pada kuartal III-2023 kembali mencatatkan pertumbuhan kinerja positif dengan mencatat penyaluran kredit 49,96 triliun rupiah atau tumbuh 6,90 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy) sebesar 46,73 triliun rupiah.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto melalui keterangan resmi pada Selasa (24/10) menyampaikan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sejalan dengan strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial, dengan fokus utama peningkatan portofolio pada segmen UMKM yang selaras dengan visi dan misi Perseroan.

Pertumbuhan kredit utamanya didorong dari segmen ritel yang tumbuh sebesar 68,66 persen menjadi 1,66 triliun rupiah dibanding sebelumnya 986,30 miliar rupiah. Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 42,86 persen menjadi 3,27 triliun rupiah dari posisi sebelumnya 2,29 triliun rupiah.

Pertumbuhan segmen mikro dan ritel tersebut, telah mendorong peningkatan rasio kredit UMKM Bank DKI per September 2023 menjadi sebesar 9,87 persen dari sebelumnya tercatat sebesar 7,00 persen pada September 2022. Selain itu, kredit konsumer mencatat pertumbuhan positif atau sebesar 13,64 persen menjadi 21,58 triliun rupiah dibanding posisi sebelumnya 18,99 triliun rupiah.

Menurut Romy, strategi penyaluran kredit dengan skala lebih besar dilakukan secara selektif oleh Bank DKI, seperti kredit sindikasi yang tumbuh 10,91 persen menjadi 6,53 triliun rupiah pada September 2023, dari posisi 5,89 triliun rupiah pada September 2022. Penyaluran segmen kredit komersial (termasuk term loan) tercatat sebesar 15,54 triliun rupiah, sedangkan kredit menengah tercapai sebesar 1,37 triliun rupiah.

Secara spesifik, pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 6,22 persen menjadi sebesar 7,70 triliun rupiah pada September 2023, dari sebelumnya 7,24 triliun rupiah di September 2022.

Dalam strategi ekspansi kredit, Perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal. Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross terjaga pada level rendah 1,83 persen dengan NPL Net sebesar 0,64 persen pada September 2023, yang menandakan kualitas kredit Bank DKI yang sehat.

Bank DKI juga membentuk pencadangan yang memadai dengan Coverage Ratio pada level konservatif mencapai 219,96 persen pada September 2023.

"Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit sesuai ketentuan yang berlaku." papar Romy.

Jaga Likuiditas

Sebagai upaya menjaga pertumbuhan likuiditas yang sehat, Bank DKI berhasil menghimpun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 63,66 triliun rupiah pada September 2023, atau tumbuh sebesar 4,45 persen dari sebelumnya 60,94 triliun rupiah di September 2022. Selaras dengan pertumbuhan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) juga terjaga pada level 78,49 persen pada September 2023. Berbagai pertumbuhan bisnis tersebut mendorong pertumbuhan total aset sebesar 3,99 persen dari semula sebesar 75,24 triliun rupiah per September 2022, menjadi sebesar 78,24 triliun rupiah per September 2023.

Bank DKI kata Romy mampu membukukan laba bersih sebesar 693,27 miliar rupiah. Laba bersih yang dicapai ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga Bank DKI periode September 2023 sebesar 20,02 persen menjadi 3,97 triliun rupiah, dari 3,31 triliun rupiah di periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun demikian, seiring dengan meningkatnya suku bunga The Fed dan BI 7-Day Repo Rate turut mempengaruhi peningkatan beban bunga Bank DKI yang tercatat sebesar 1,88 triliun rupiah pada September 2023, dari sebelumnya 1,11 triliun rupiah di September 2022.

Adapun kinerja rasio kinerja keuangan penting lainnya juga menunjukkan perbaikan secara konsisten dan terjaga, dengan ROE sebesar 9,44 persen, ROA menjadi 1,51 persen dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) stabil pada level 79,53 persen.

"Bank DKI juga terus menjaga Tingkat Kesehatan Bank (TKB) pada Peringkat Komposit Sehat. Sebagaimana hasil evaluasi dan penilaian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi sampai dengan bulan Juni 2023 Bank DKI memperoleh Kategori Peringkat Komposit 2 (Sehat)." jelas Romy.

Kontribusi Pada Pemprov DKI

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi menambahkan, sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Bank DKI tidak hanya menjalankan peran sebagai entitas bisnis melainkan juga fungsi konektor sinergi antar BUMD, fasilitator pertumbuhan serta penyetaraan ekonomi masyarakat.

Dukungan Bank DKI terhadap Pemprov DKI diwujudkan diantaranya melalui elektronifikasi pengelolaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta, melalui layanan Cash Management System (CMS), pendistribusian dan pengelolaan rekening bantuan sosial Pemprov DKI Jakarta, hingga dukungan transformasi layanan perbendaharaan daerah DKI Jakarta melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rekening Bank (siMerak) yang baru diluncurkan pada (16/10) lalu.

Atas dukungan digitalisasi terhadap Pemprov DKI Jakarta, Bank DKI dinobatkan oleh Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD) sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) Terbaik Dalam Mendukung Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Tahun 2023.

Tidak hanya itu, Bank DKI juga dianugerahkan penghargaan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbaik atas kontribusi dalam peningkatan pelayanan publik melalui produk dan layanan yang dimiliki, misalnya JakCard sebagai kartu pintar prabayar pada berbagai moda transportasi umum yang terintegrasi di Jakarta.

Selain itu, Bank DKI juga memfasilitasi pembayaran pajak dan retribusi, pembayaran tagihan listrik, air, telepon melalui fitur dalam aplikasi JakOne Mobile, serta pajak kendaraan bermotor dengan aplikasi Samsat Online Delivery (Si-Ondel) yang juga terkoneksi dengan aplikasi JakOne Mobile.

J

Baca Juga: