Efektivitas vaksin bukan atasi infeksi tapi mencegah kematian karena dengan antibodi yang terbentuk dari vaksin bisa turunkan keparahan Covid-19.

JAKARTA - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Atik C Hidajah mengatakan penularan Covid-19 di masyarakat masih tinggi sekali. Untuk itu, harus tetap ada kewaspadaan dan kepatuhan pada protokol kesehatan (Prokes).

"Positivity rate yang tinggi menunjukkan penularan di masyarakat ini sangat tinggi sekali ya karena standarnya harusnya kurang dari lima persen," kata Atik dalam Forum Diskusi Denpasar 12 bertemakan Alarm Bahaya Ledakan Gelombang Baru dan Antisipasinya, di Jakarta, Rabu (9/6).

Positivity rate adalah angka yang menunjukkan jumlah orang terinfeksi virus Covid-19 di dalam suatu populasi. Atik menyatakan berdasarkan data kasus Covid-19 pada 7 Juni 2021, positivity rate sebesar 23,63 persen yang menunjukkan penularan sangat tinggi, karena kasus Covid-19 baru dikatakan terkendali jika positivity rate sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 5 persen.

Belum Capai Target

Atik menuturkan jumlah pengujian (testing) per hari masih belum mencapai target yakni lebih dari 38.571, karena realisasi saat ini sebesar 25.877 pengujian. Masih ada jurang (gap) antara jumlah kasus suspek dan jumlah orang yang dites sehingga pengujian masih perlu ditingkatkan untuk menemukan lebih banyak kasus agar bisa segera dilakukan isolasi untuk memutus penularannya.

Di sisi lain, kata dia, pola kecenderungan kejadian kasus yang flat adalah alarm akan terjadi pelonjakan kasus. Berdasarkan data kasus, antara April dan Mei 2021 terjadi kejadian kasus flat.

Menurut Atik, data itu digunakan sebagai alarm sehingga harus diwaspadai karena di beberapa tempat pada beberapa negara, ketika kurva kasus Covid-19 naik kemudian turun, lalu cenderung flat, maka itu nanti diikuti dengan peningkatan kasus signifikan, dan ternyata terjadi seperti itu.

Oleh karena itu, dia mengatakan harus ada aktivitas mencegah kasus tersebut tidak bertambah. Atik mengatakan untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), pemerintah menargetkan vaksinasi terhadap 70 persen dari jumlah penduduk atau 189 juta orang.

Sampai dengan 8 Juni 2021, masih 11.398.871 orang yang sudah divaksinasi lengkap dua dosis sehingga yang dianggap mempunyai antibodi protektif. Angka itu mewakili 6 persen dari target 70 persen.

Menurut dia, efektivitas vaksin bukan mencegah infeksi tapi lebih pada untuk mencegah kematian karena dengan antibodi yang terbentuk dari vaksin itu, diharapkan untuk menurunkan tingkat keparahan dari penyakit yang dialami.

Dalam penanganan Covid-19, tambah Atik, perlu penguatan 3T (tes, telusur, tindakan), vaksinasi, dan kepatuhan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kasus terkonfirmasi positif di Indonesia bertambah 7.725 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 5.883 orang hingga Rabu, pukul 12.00 WIB. Berdasarkan laporan laju kasus Covid-19 yang diterima di Jakarta, dilaporkan juga penambahan kasus kematian sebanyak 170 orang.

Dengan adanya tambahan pasien terkonfirmasi positif, maka jumlah akumulasi kasus di Indonesia mencapai 1.877.050 orang, kemudian 1.723.253 orang telah dinyatakan sembuh dan 52.162 jiwa meninggal dunia sejak kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia pada Maret 2020.

Angka suspek dilaporkan sebanyak 97.967 jiwa dan spesimen yang diuji sebanyak 107.825 spesimen. Sedangkan kasus aktif dilaporkan bertambah sebanyak 1.672 kasus sehingga total menjadi 101.635 kasus aktif. n ruf/Ant/N-3

Baca Juga: