Ruas jalan nasional Rangkasbitung-Pandeglang, Provinsi Banten, sudah lama dalam kondisi rusak parah akibat banyak lubang. Kondisi itu semakin parah jika hujan turun sehingga membahayakan bagi pengguna jalan.

LEBAK - Ruas jalan nasional Rangkasbitung-Pandeglang, Provinsi Banten, sudah lama dalam kondisi rusak parah akibat banyak lubang. Kondisi itu semakin parah jika hujan turun sehingga membahayakan bagi pengguna jalan.

Berbagai kritikan dari tokoh masyarakat, pegiat lalu lintas, pengendara, maupun warga sekitar yang menanam pohon pisang dan menabur benih ikan lele di jalan raya tetap membuat Balai Penaganan Jalan Nasional (BPJN) Banten bergeming.

Berdasarkan pantauan, sejumlah lubang jalan yang cukup besar di ruas jalan nasional itu, terutama di kawasan Cibuah, tepatnya di depan gudang Indomaret, depan balai desa Selaraja, dan di depan gudang Wings setelah gudang Bulog di Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung dari arah Pandeglang.

Kedalaman lubang di titik-titik tersebut cukup bervariasasi, mulai 5 centimeter hingga 15 centimeter dengan lebar hampir separuh badan jalan.

Lubang jalan yang cukup besar juga terdapat di depan perumahan Baros Indah Permai (BIP) Desa Kaduagung Barat, depan SPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) di Tajur, tikungan Tajur dan di depan PT Hanamal, serta di depan Indomaret di KM 4 Desa Bojngleles, Kecamatan Cibadak atau sebelum rumah makan Baranang Siang dari Pandeglang.

"Kami pernah menanam pohon pisang di sini pak sebagai bentuk protes kepada pemerintah, namun sampai hari ini belum ada tanda-tanda jalan akan diperbaiki," ungkap Tati, seorang warga setempat, Senin (6/3).

Rahman, warga desa Bojongles mengatakan, harusnya Kementerian PUPR memberikan rambu tanda jalan rusak, sehingga pengendara bisa berhati-hati saat melintasi jalan yang berlubang tersebut. "Ini tidak ada sama sekali rambu jalan rusak, sehingga banyak pengendara sepeda motor yang terperosok akibat jalan berlubang, bahkan beberapa mobil mengalami patah per," ungkapnya.

Kondisi jalan yang sudah lama mengalami kerusakan ini terus menuai kritik dari warga yang sering melintasi jalur tersebut. "Adanya jalan rusak juga bikin kendaraan melambat. Menimbulkan macet juga," ujar Maman, Senin.

Maman mengatakan, jika dalam kondisi normal dari Rangkasbitung ke Pendeglang maupun sebaliknya dengan jarak 15 kilometer hanya ditempuh dalam waktu 20 menit, namun akibat jalan rusak kini ditempuh dalam waktu 45 menit.

Maman mengatakan, pengguna jalan termasuk dirinya merasa terganggu dengan lubang-lubang itu setiap kali melintasi jalur tersebut. Oleh karena itu, ia berharap agar jalur itu segera mendapat perhatian dari pemerintah. "Kalau bisa segera diperbaiki semua jalanannya. Itu kan banyak yang berlubang. Kalau hujan dan malam, kita juga takut lewat sini," katanya.

Banyaknya lubang di jalur itu menjadi penyebab utama kemacetan terutama saat weekend atau di hari Sabtu dan Minggu. Sebab, banyak pengendara mobil dan motor yang menghindari jalur berlubang. Sementara bagi yang terlanjur melintasinya, mereka terpaksa memperlambat laju kendaraan. "Jalanan berlubang di sini juga suka bikin kecelakaan. Sekitar dua mingguan kemarin ada pemotor yang membawa anak dan istrinya terjatuh," ungkap Ukit, warga sekitar. (*)

Baca Juga: