Kejadian mengenaskan menimpa pemain Buffalo Bills, Damar Hamlin dalam pertandingan melawan Cincinnati Bengals pada Senin (2/1) waktu setempat. Hamlin yang mengemban tugas sebagai safety bagi Buffalo Bills mendadak pingsan di lapangan usai terlibat gesekan dengan penggawa lawan, Tee Higgins.

Beruntung, Hamlin segera mendapatkan resusitasi jantung paru atau cardiopulmonary resuscitation (CPR). Belakangan diketahui Hamlin mengalami serangan jantung akibat benturan yang diterimanya di tengah laga. Walau masih dalam kondisi kritis, detak jantung Hamlin berhasil pulih di lapangan berkat CPR yang segera ia terima.

"Detak jantungnya pulih di lapangan dan dia dipindahkan ke UC Medical Center untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Dia saat ini dibius dan terdaftar dalam kondisi kritis," tulis Buffalo Bills dalam unggahan di Twitter resminya, seperti dilansir dari pemberitaan CBS Sports.

Walau serangan jantung lebih banyak terjadi pada orang dewasa, The Washington Post mencatat orang yang berusia lebih muda dapat menderita serangan jantung karena kondisi medis yang tidak terdiagnosis.

Pada kasus Hamlin, serangan jantung dipercaya para ahli terjadi karena pukulan yang diterimanya telah memicu kondisi langka yang dikenal sebagai "commotio cordis". Kondisi ini terjadi ketika seseorang dipukul di dekat tulang rusuk pada saat yang sangat rentan dalam siklus listrik jantung.

Untungnya, ketika Hamlin pingsan di lapangan, Ada petugas medis dan ambulans yang siap siaga dan berhasil memberikan pertolongan pertama dengan cepat dan tepat. Sementara dalam banyak kasus, hal ini jarang terjadi.

American Heart Association (AHA) mencatat kurang dari 40 persen orang yang mengalami serangan jantung di luar rumah sakit bisa menerima CPR dari seseorang di dekatnya. Padahal, AHA mencatat menerima CPR segera setelah serangan jantung dapat melipatgandakan peluang bertahan hidup.

Ketika orang di dekat Anda mengalami serangan jantung, penting untuk memeriksa apakah orang tersebut bernapas. Caranya dengan dapat mendekatkan telinga Anda ke sekitar hidung dan mulut pasien untuk mendengar suara napas.

Anda juga perlu merasakan denyut nadi mereka. Jangan lupa untuk segera menghubungi nomor layanan darurat agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis profesional.

Jika pasien tidak bernafas, segera lakukan CPR untuk mengembalikan kemampuan bernapas serta sirkulasi darah dalam tubuh pasien. CPR menjadi krusial karena pernapasan atau aliran darah yang berhenti dapat memicu terjadinya kerusakan otak sehingga berpotensi menyebabkan kematian dalam hitungan 8 sampai 10 menit.

Untuk melakukan CPR, pertama-tama baringkan tubuh pasien pada permukaan datar dan keras lalu posisikan diri Anda di samping bahu dan leher pasien. Kemudian letakkan salah satu telapak tangan pada bagian tengah dada pasien. Sedangkan, telapak tangan lainnya diletakkan di atas tangan tersebut.

Lakukan metode push fast, yaitu penekanan dada pasien. AHA merekomendasikan menekan dada pasien dengan cepat dan keras sebanyak 100 sampai 120 kali per menit atau satu hingga dua kali per detik. Pastikan juga penekanan dada tersebut memiliki kedalaman lima hingga enam centimeter.

Langkah berikutnya adalah membuka jalur pernapasan pasien. Anda perlu mendongakkan kepala pasien.

Kemudian letakkan satu tangan pada dahi pasien, sementara tangan lainnya digunakan untuk mengangkat dagu secara perlahan sampai saluran napas pasien terbuka. Jika pasien tak kunjung sadar, segera beri pasien napas buatan. Dalam CPR, tekning ini dibarengi dengan compression, yaitu 30 kali kompresi dada diikuti dengan 2 kali bantuan napas.

Baca Juga: