Lingkungan sehat menjadi hal penting bagi penderita asma. Ini bertujuan agar asma tidak mudah kambuh.

"Sebelum obat-obatan, kita harus lihat dulu lingkungan sekitarnya (sehat atau tidak)," kata Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Mohamad Yanuar Fajar, dikutip dari Antara, Kamis (11/5).

Yanuar menambahkan, menjaga lingkungan sehat bagi pengidap asma, terutama masih anak-anak bisa dimulai dari rumah terlebih dahulu. Di antaranya, dengan tidak memelihara hewan berbulu. Menurutnya, bulu hewan bisa masuk ke saluran pernapasan dan memicu asma.

Kemudian, disarankan untuk tidak menyimpan banyak buku dan kardus di dalam kamar. Sebab, debu dari barang-barang tersebut juga dapat memicu asma kambuh.

"Debu (dari buku dan kardus) dapat masuk ke dalam saluran napas yang saat (asma) kumat menyebabkan terjadi kolonisasi di saluran napas yang menyebabkan pneumonia," ucapnya.

Ia juga menghimbau untuk rutin mencuci dan mengganti gorden di rumah. Ini bertujuan untuk menghindari penumpukan debu yang bisa memicu asma kambuh.

Selain itu, baju yang sudah diletakkan selama dua bulan di dalam lemari juga harus dicuci. Kemudian, AC juga sebaiknya rutin dibersihkan setidaknya tiga bulan sekali untuk bagian blower dan seminggu sekali untuk bagian dalamnya.

"Kalau blower-nya boleh tiga bulan sekali, kalau bagian dalamnya seminggu sekali karena dia kan berputar sehingga debu-debu mengumpul," ujar Yanuar.

Sedangkan mengenai lingkungan di luar rumah, Yanuar mengingatkan bahwa polusi udara seperti asap kendaraan di tengah hiruk-pikuk kemacetan di DKI Jakarta juga dapat memicu asma. Bahkan, menurut Yanuar, polusi udara juga dapat mengakibatkan penyakit saluran pernapasan yang lebih berbahaya seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

PPOK dikatakan Yanuar hampir sama dengan asma. Hanya saja, PPOK semakin lama akan semakin memburuk, berbeda dengan asma yang dapat dikontrol.

"Kalau di rumah sakit, dengan sangat bercanda dengan pasien, saya bilang satu-satunya jalan pindah kota," tutur Yanuar.

Pada kesempatan yang sama, Yanuar juga mengingatkan bahwa pada sebagian orang, asma juga dapat dipicu oleh perubahan cuaca dan minuman yang dingin.

"Saya paling sering mendengar 'saya habis minum es, dok'. Es kan dingin, dingin memicu bronkokonstriksi, makanya saat musim hujan asma kambuh pada malam atau pagi hari karena saluran napasnya mengecil," kata Yanuar.

Baca Juga: