Washington - Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Irak secara berkelanjutan melakukan pembicaraan terkait kerja sama keamanan, termasuk peran anggota pasukan AS di Irak, kata Pentagon pada Senin (9/9).
"Kelompok kerja eksekutif Komisi Militer Tinggi (HMC) AS-Irak terus melakukan diskusi," kata Sekretaris Pers Mayor Jenderal Pat Ryder ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan penarikan pasukan AS dari Irak.
"Jadi, saat kami sampai pada kesimpulan tentang itu, mungkin ada lebih banyak yang bisa kami berikan, tetapi tidak ada yang bisa diumumkan," tambahnya.
Pernyataannya muncul setelah beberapa laporan yang mengeklaim bahwa AS dan Irak telah mencapai kesepakatan awal untuk penarikan penuh pasukan koalisi yang dipimpin AS dari Irak pada akhir 2026.
"Isi dari percakapan ini berfokus pada transisi dari koalisi global untuk kekalahan abadi ISIS -- Anda tahu, struktur saat ini -- menuju seperti apa hubungan keamanan bilateral jangka panjang antara AS dan Irak," kata Ryder.
Menekankan bahwa AS sangat menghargai Irak sebagai mitra, Ryder mengatakan bahwa Irak memainkan peran "sangat penting" di kawasan ini dalam hal keamanan dan stabilitas, terutama dalam kontra-terorisme.
"Jadi, kita perlu memberi waktu dan ruang bagi HMC (Komisi Militer Tinggi) untuk melanjutkan percakapan ini," tambahnya.
Komisi Militer Tinggi (HMC) terbentuk dari pertemuan pada April antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al Sudani di Washington.
Saat ini, AS memiliki sekitar 2.500 personel militer di Irak sebagai bagian dari upaya gabungan Satuan Tugas Gabungan-Operasi Inherent Resolve, menurut Pentagon.
"Sebagai bagian dari Dialog Kerja Sama Keamanan AS-Irak, kami membentuk Komisi Militer Tinggi yang akan membahas transisi dari koalisi global menuju hubungan kerja sama keamanan bilateral jangka panjang antara AS dan Irak".
"Pembicaraan tentang hal tersebut masih berlangsung," kata Ryder.
Pentagon Sebut AS dan Irak Melanjutkan Pembahasan Kerja Sama Keamanan
11 September 2024, 00:01 WIB
Waktu Baca 1 menit