WASHINGTON - Markas Besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon mengirim pesawat pembom strategis B-52H, yang mampu membawa rudal jelajah dan bom nuklir, ke Guam di Pasifik Barat. Langkah Pentagon merelokasi B-52H ke Guam itu merupakan unjuk kekuatan terbuka terhadap Tiongkok.

Pesawat pembom itu terbang 28 jam tanpa henti dari markasnya di Louisiana, bergabung dengan dua kapal induk AS yang sedang latihan perang di Laut Tiongkok Selatan(LTS). Kebijakan AS itu berbarengan dengan latihan yang dilakukan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di kawasan perairan yang sama.

"Ini menunjukkan kemampuan Angkatan Udara AS memindahkan aset dengan cepat ke titik panas dunia," papar Letnan Kolonel Christopher Duff, Komandan Skuadron Bom ke-96, dalam sebuah pernyataannya.

Pesawat pembom B-52H lepas landas dari stasiun induknya dan berpartisipasi dalam latihan integrasi maritim dengan USS Nimitz dan USS Ronald Reagen di Laut Tiongkok Selatan sebelum mendarat di Pangkalan Udara Anderson, Guam.

"Serangan semacam ini menunjukkan kemampuan kita untuk menjangkau dari stasiun rumah, terbang ke mana saja di dunia dan menjalankan misi itu, dengan cepat bergenerasi dari pangkalan operasi maju dan melanjutkan operasi," ujarnya.

Armada Pasifik AS mengatakan selama operasi pertahanan udara dan serangan udara, kelompok-kelompok serangan kapal induk dengan fregat akan berlatih melawan kemungkinan serangan musuh. Pembom termasuk B-52H, bersama dengan rudal balistik antarbenua dan kapal selam strategis bertenaga nuklir, dianggap sebagai tiga platform pengiriman senjata nuklir utama AS.

Pembom B-52H dapat membawa hingga 31 ton bahan peledak lebih dari 6.400 kilometer dan dapat menjalankan misinya sendiri. B-52 adalah tulang punggung pasukan pembom Amerika. Ia memiliki sejarah lebih dari 60 tahun. Militer AS diperkirakan akan menggunakan bomber B-52 hingga 2050.

Macan Kertas

Seorang ahli pesawat dan pemimpin redaksi Aerospace Knowledge, Wang Ya'nan, mengatakan keputusan Pentagon mengirim B-52H itu bukan kebetulan. AS ingin menunjukkan kekuatan serangan jarak jauh dan memamerkan kekuatan kelompok pertempuran kapal induk.

"Dengan melakukan latihan militer besar-besaran di Laut Tiongkok Selatan, mereka berniat untuk menunjukkan pasukan mereka lebih jelas ke Tiongkok," kata Wang.

Wang yakin pembom B52 dan B1B AS semuanya membawa rudal anti-kapal, tetapi biasanya tidak digunakan dalam latihan militer besar-besaran.

Namun, Tiongkok menilai unjuk kekuatan AS itu tidak lebih dari macan kertas di depan pintu Tiongkok. Tiongkok mengaku memiliki lebih dari cukup senjata untuk mempertahankan posisinya di Laut Tiongkok Selatan. AFP/P-4

Baca Juga: