Tiga penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa tewas dan tiga lainnya terluka parah ketika kendaraan mereka menabrak alat peledak rakitan di Mali utara pada 17 Oktober 2022, Senin.

Republik Mali adalah sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika Barat, sebelumnya merupakan jajahan Prancis. Negara terbesar kedua di Afrika Barat ini berbatasan dengan Aljazair di sebelah utara, Niger di timur, Burkina Faso dan Pantai Gading di selatan, Guinea di barat daya, serta Mauritania di barat.

Informasi tersebut dikatakan oleh seorang juru bicara organisasi internasional atau Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Militan Islam, beberapa memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan ISIS, telah melancarkan pemberontakan di Mali utara selama dekade terakhir.

Al-Qaeda adalah suatu organisasi paramiliter jihad yang salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi pengaruh luar terhadap kepentingan Islam. Sedangkan ISIS adalah negara Islam Irak dan Syam, juga dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah, Negara Islam Irak dan asy-Syam, Daesh, atau Negara Islam, adalah kelompok militan ekstremis dan bekas proto-negara tidak diakui yang mengikuti doktrin jihadisme Salafi.

Pasukan penjaga perdamaian sedang melakukan patroli pencarian dan pendeteksian ranjau di komune utara Tessalit, di wilayah Kidal, ketika mereka diserang, kata juru bicara Stephane Dujarric kepada wartawan.


"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga penjaga perdamaian, kepada rekan-rekan kami dalam misi dan kami berharap pemulihan cepat bagi mereka yang terluka," kata juru bicara Stephane Dujarric .

MINUSMA - Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Mali - saat ini memiliki sekitar 12.000 personel militer yang dikerahkan di negara itu.

Setidaknya 174 penjaga perdamaian tewas dalam aksi permusuhan di Mali sejak dimulainya misi pada 2013, menjadikannya misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikenal paling mematikan di dunia.

Baca Juga: