Ketegangan kembali terjadi di perairan sengketa LTS. Kali ini dilaporkan bahwa kapal Penjaga Pantai Tiongkok telah menyemprotkan meriam air ke arah kapal-kapal Filipina dekat Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly.

MANILA - Filipina pada Minggu (6/8) mengecam kapal Penjaga Pantai Tiongkok karena telah menembakkan meriam air ke kapal-kapalnya di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan, dan menyebut tindakan itu sebagai hal yang ilegal dan berbahaya.

Sementara itu Tiongkok mengatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan yang diperlukan terhadap kapal-kapal Filipina yang secara ilegal memasuki wilayah perairannya.

Beijing mengklaim hampir seluruh LTS yang merupakan jalur pelayaran perdagangan dan telah mengabaikan putusan pengadilan internasional tahun 2016 bahwa klaimnya itu tidak memiliki dasar hukum.

Insiden terbaru terjadi saat kapal Penjaga Pantai Filipina mengawal kapal yang membawa pasokan makanan, air, bahan bakar, dan perbekalan lainnya untuk personel militer Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly.

Second Thomas Shoal berjarak sekitar 200 kilometer (124 mil) dari Pulau Palawan di Filipina dan lebih dari 1.000 kilometer dari Pulau Hainan, daratan besar terdekat di Tiongkok. Kapal penjaga pantai dan Angkatan Laut Tiongkok, kata Manila, secara rutin memblokir atau membayangi kapal-kapal Filipina yang berpatroli di perairan yang diperebutkan.

Insiden pada Sabtu (5/8) lalu itu adalah pertama kalinya sejak November 2021 ketika saat itu kapal penjaga pantai Tiongkok juga menggunakan meriam air untuk menghalangi misi pengiriman pasokan Filipina ke Second Thomas Shoal.

"Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengutuk keras manuver berbahaya Penjaga Pantai Tiongkok (CCG) dan penggunaan meriam air secara ilegal terhadap kapal PCG," kata Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan. "Tindakan CCG seperti itu tidak hanya mengabaikan keselamatan awak PCG dan kapal pemasok, tetapi juga melanggar hukum internasional," imbuh Penjaga Pantai Filipina.

Sementara itu Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan bahwa kapal penjaga pantai Tiongkok telah memblokir dengan menyemprotkan air ke salah satu kapal pasokan sewaannya. Karena tindakan berlebihan dan ofensif itu, kapal carteran kedua tidak dapat menurunkan muatannya untuk rotasi pasukan rutin dan operasi pasokan, kata juru bicara militer Filipina, Kolonel Medel Aguilar, dalam sebuah pernyataan.

"Kami meminta Penjaga Pantai Tiongkok dan Komisi Militer Pusat untuk bertindak dengan hati-hati dan bertanggung jawab dalam tindakan mereka untuk mencegah kesalahan perhitungan dan kecelakaan yang akan membahayakan nyawa orang," kata Aguilar.

Bantahan Beijing

Sementara itu di Beijing, juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok, Gan Yu, mengatakan bahwa dua kapal pasokan dan dua kapal penjaga pantai dari Filipina secara ilegal masuk ke perairan di Kepulauan Nansha, Tiongkok.

"Beijing telah menerapkan langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan hukum dan menghentikan kapal Filipina yang membawa bahan bangunan ilegal," demikian pernyataan Gan.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan negara Asia tenggara itu tengah menjalankan hak berdaulat atas beting di di Kepulauan Spratly yang berada dalam zona ekonomi eksklusifnya.

Manila dan Beijing memiliki sejarah panjang sengketa maritim atas LTS, tetapi mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, enggan mengkritik negara tetangganya yang lebih kuat dan malah mencari hubungan lebih dekat dengan Beijing dengan harapan bisa menarik investasi.

Namun, sejak mengambil alih kekuasaan pada Juni 2022, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, bersikeras bahwa ia tidak akan membiarkan Tiongkok menginjak-injak hak negaranya di laut.

Ketegangan antara Manila dan Beijing berkobar awal tahun ini setelah kapal penjaga pantai Tiongkok diduga menggunakan laser kelas militer terhadap kapal penjaga pantai Filipina di dekat Second Thomas Shoal. Beijing menuduh kapal Filipina itu menyusup ke perairan kedaulatan Tiongkok tanpa izin. AFP/I-1

Baca Juga: