TAIPEI - Taipei pada hari Selasa (20/2), memprotes tindakan Tiongkok mencegat dan menaiki kapal wisata, bersamaan dengan ketegangan meningkat antara kedua pihak di sekitar kepulauan Kinmen. Kinmen terletak tidak jauh dari pantai Tiongkok tetapi dikendalikan oleh Taiwan.

Media Taiwan melaporkan, kapal Raja Xia, yang membawa 11 awak dan 23 penumpang, dinaiki oleh penjaga pantai Tiongkok selama sekitar 32 menit pada hari Senin. Penjaga pantai Taiwan mengawal kapal tersebut kembali ke Kinmen, dan kemudian melanjutkan perjalanan wisata mereka.

"Insiden tersebut menyakitkan perasaan rakyat kami, menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat, dan tidak menguntungkan masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan," kata Menteri Dewan Urusan Kelautan Taiwan, Kuan Bi-ling, kepada wartawan, mengacu pada jalur air selebar 160 kilometer yang memisahkan daratan Tiongkok dari Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri.

Dilansir oleh France 24, Perdana Menteri Chen Chien-jen, mengatakan, Taiwan berusaha meredakan ketegangan di wilayah tersebut, yang meningkat seiring Tiongkok meningkatkan aktivitas militer setelah Taiwan terpilih sebagai presiden yang memimpin kemerdekaan pada bulan Januari.

Tiongkok meningkatkan patroli di perairan lepas pantai kepulauan Kinmen Taiwan, beberapa hari setelah dua nelayan Tiongkok tenggelam saat dikejar oleh penjaga pantai Taiwan, yang menuduh kapal tersebut melakukan pelanggaran.

Tidak ada area terlarang

Penjaga pantai Taiwan mengatakan sebuah perahu yang membawa empat orang sedang memancing sekitar satu mil laut dari Kinmen, yang diklaim Taiwan sebagai daerah terlarang yang sebagian besar untuk tujuan militer, dan terbalik saat terjadi pengejaran. Kedua orang yang selamat masih ditahan di Taiwan.

Tiongkok menyalahkan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan atas insiden tersebut. Dikatakan juga bahwa tidak ada perairan yang "dibatasi".

Seorang juru bicara penjaga pantai Tiongkok mengatakan pada hari Minggu bahwa divisi Fujian akan secara teratur memantau perairan di lepas pantai selatan kota Xiamen, beberapa kilometer dari Kinmen, untuk memperkuat penegakan hukum maritim.

Nelayan dari Taiwan dan Tiongkok secara teratur mengarungi perairan tersebut, yang telah mengalami peningkatan ketegangan karena jumlah kapal Tiongkok, termasuk kapal keruk pasir dan kapal penangkap ikan, meningkat secara signifikan di wilayah tersebut.

Penduduk Kinmen mengeluhkan kebisingan dan polusi suara yang ditimbulkan kapal, serta hilangnya mata pencaharian mereka dalam mencari ikan.

Taiwan berpisah dari Tiongkok selama perang saudara tahun 1949, namun Beijing terus menganggap pulau berpenduduk 23 juta jiwa dan pulau-pulau sekitarnya sebagai wilayah Tiongkok dan telah meningkatkan ancamannya dengan menggunakan kekuatan militer jika diperlukan.

Baca Juga: