MANILA - Penjaga Pantai Filipina pada Minggu (11/2) menuduh kapal-kapal Tiongkok melakukan manuver "berbahaya" selama patroli sembilan hari di dekat terumbu karang di lepas pantai negara Asia Tenggara itu.

Kapal Filipina BRP Teresa Magbanua dikerahkan pada awal Februari untuk berpatroli di perairan sekitar Scarborough Shoal, daerah penangkapan ikan yang kaya di Laut Tiongkok Selatan, dan "memastikan keselamatan nelayan Filipina di daerah itu".

Terumbu karang tersebut telah menjadi titik konflik antara kedua negara sejak Tiongkok merebutnya dari Filipina pada 2012.

Sejak itu, Beijing mengerahkan kapal patroli yang menurut Manila mengganggu kapal-kapal Filipina dan mencegah nelayan Filipina mencapai laguna yang banyak ikannya.

Selama patroli, kapal Penjaga Pantai Tiongkok (CCG) melakukan manuver berbahaya dan menghalangi di laut terhadap BRP Teresa Magbanua sebanyak empat kali, dan kapal CCG melintasi haluan kapal PCG sebanyak dua kali, kata Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan.

Penjaga Pantai Filipina mengatakan kapalnya juga "dibayangi" oleh empat kapal Penjaga Pantai Tiongkok "lebih dari 40 kali".

Penjaga pantai juga mengamati apa yang digambarkan sebagai "empat kapal Milisi Maritim Tiongkok".

Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Scarborough Shoal terletak 240 kilometer (150 mil) sebelah barat pulau utama Luzon di Filipina dan hampir 900 kilometer dari daratan utama Tiongkok terdekat, Hainan.

Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982, yang dinegosiasikan oleh Tiongkok, negara-negara mempunyai yurisdiksi atas sumber daya alam dalam wilayah sekitar 200 mil laut (370 kilometer) dari pantai mereka.

Penjaga Pantai Filipina juga mendistribusikan makanan dan bahan makanan kepada seratus nelayan Filipina di 14 perahu, kata pernyataan itu.

Insiden tersebut terjadi dua bulan setelah ketegangan antara Tiongkok dan Filipina di sekitar terumbu karang yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan yang mengakibatkan tabrakan kapal dari kedua negara, dan kapal Tiongkok yang menembakkan meriam air ke kapal Filipina.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah perairan tersebut dan mengabaikan keputusan pengadilan internasional yang menyatakan pernyataan mereka tidak memiliki dasar hukum.

Negara ini mengerahkan perahu untuk berpatroli di jalur air yang sibuk dan membangun pulau-pulau buatan yang dimiliterisasi untuk memperkuat klaimnya.

Para pejabat Tiongkok dan Filipina bulan lalu sepakat tentang perlunya dialog yang lebih erat untuk menangani "darurat maritim" di jalur air tersebut.

Baca Juga: