JAKARTA - Direktur Latin American Initiative dan Senior fellow di Center for Global Development (CGD), Liliana Rojas-Suarez, memberikan lima saran bagi Indonesia dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan. Pertama adalah mempercepat digitalisasi, yakni memberikan akses digital yang seluas-luasnya, cepat dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Kedua, meningkatkan layanan pembayaran atau payment. Menurut dia, layanan pembayaran yang baik akan memudahkan akses masyarakat dalam pembiayaan atau kredit, asuransi hingga produk keuangan lainnya. Ketiga, memperluas keterjangkauan akses infrastruktur digital. Ia mengatakan infrastruktur yang lengkap apabila tidak terjangkau oleh masyarakat tidak akan berguna.

"Biaya untuk mengakses harus sesuai pendapatan masyarakat, apabila terlalu tinggi atau mahal akan menjadi masalah," kata Liliana Dalam TIIWG Road To G20 Event : SOE International Conference yang dipantau di Jakarta, Senin (17/10).

Kemudian yang keempat menjaga stabilitas makroekonomi karena dengan makroekonomi yang stabil masyarakat akan beralih ke sistem keuangan formal karena mereka peduli terhadap masalah seperti, inflasi dan lainnya.

Selanjutnya kelima, meningkatkan kualitas kebijakan oleh regulator. Menurut dia, ini adalah hal yang paling penting, kebijakan yang dibuat harus mempermudah akses masyarakat ke lembaga jasa keuangan.

Sebagai informasi, indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 83,6 persen pada 2021 atau meningkat dari 81,4 persen pada 2020, beberapa indikator utama yang mendukung pencapaian ini, meliputi peningkatan akses keuangan, akselarasi penggunaan jasa keuangan formal, dan membaiknya kualitas jasa keuangan.

Sementara itu, dalam kesempatan sama, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara II, Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan pemerintah saat ini terus meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Baca Juga: