MANILA - Ribuan pengunjuk rasa di Filipina yang ikut serta dalam aksi pawai memperingati Hari Buruh, mengecam dampak kebijakan ekonomi yang digagas Presiden Rodrigo Duterte karena tak berhasil mengentaskan kemiskinan. Kecaman ini dilontarkan pengunjuk rasa saat mereka menggelar aksi di dekat istana kepresidenan di Manila pada Rabu (5/1). "Kami akan terus mendesak pemerintah untuk menyediakan upah yang masuk akal dan mencukupi bagi semua buruh di negeri ini," kata seorang pengunjuk rasa bernama Alex Legaspi.

Polisi mengatakan bahwa aksi unjuk rasa di Filipina yang diikuti sekitar 8.200 orang secara umum berjalan dengan aman dan tertib. Mayoritas demonstran melakukan aksinya di ibu kota.

Perekonomian Filipina tercatat sebagai salah satu yang terkuat di kawasan Asia dengan angka pertumbuhan diatas 6 persen. Sayangnya pertumbuhan ekonomi itu tak disertai dengan pemerataan karena seperempat dari populasi di Filipina berada di bawah garis kemiskinan.

Dalam tuntutannya, pengunjuk rasa mengungkapkan rasa tak puas pada Presiden Duterte karena telah gagal memperjuangkan sistem kontrak kerja yang menguntungkan bagi kaum buruh, padahal dalam kampanye pilpres 2016 lalu, Duterte selalu mengedepankan janji untuk menyejahterakan dan mendukung kaum buruh. AFP/I-1

Baca Juga: