Singapura - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Selasa, mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dan sepakat memperkuat kerja sama di berbagai sektor di seluruh rantai pasokan, energi, serta bioteknologi canggih.

Yoon dan Wong membahas peningkatan ketahanan sektor-sektor penting berdasarkan pengaturan kemitraan rantai pasokan yang ditandatangani antara kedua negara di sela-sela pertemuan puncak selama kunjungan kenegaraan tiga hari Yoon ke Singapura.

Hal tersebut menandai kesepakatan rantai pasokan pertama antara kedua negara, menyusul perjanjian multilateral yang ditandatangani oleh sebanyak 14 anggota Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik, sebuah inisiatif ekonomi yang diluncurkan oleh Amerika Serikat pada Mei 2022.

"Saya dan Perdana Menteri Wong telah sepakat untuk lebih memperkuat kerja sama dalam rantai pasokan barang-barang strategis dan energi untuk menghadapi ketidakpastian yang berkembang dalam ekonomi global," kata Yoon dalam konferensi pers bersama.

Perjanjian tersebut mencakup rencana aksi khusus untuk meningkatkan ketahanan di sektor-sektor utama, yang menguraikan jaringan respons krisis yang akan memfasilitasi pertemuan darurat antara kedua pemerintah dalam waktu lima hari setelah mendeteksi gangguan rantai pasokan.

Di sektor energi, kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama gas alam cair (LNG), yang mencakup berbagai bidang seperti pertukaran LNG, pembelian bersama, dan pembagian informasi.

"MoU tentang kerja sama LNG antara Korea Selatan, importir LNG terbesar ketiga di dunia, dan Singapura, pusat perdagangan LNG global, akan berkontribusi pada stabilitas rantai pasokan energi global," kata Yoon.

Kedua pemimpin berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi di sektor perusahaan rintisan dan teknologi mutakhir, yang bertujuan untuk menciptakan sinergi antara keahlian Korea Selatan dalam chip, baterai, dan kendaraan, dan kekuatan Singapura dalam kecerdasan buatan, bioteknologi, dan energi.

Korea Selatan mendirikan pusat perusahaan rintisan di Singapura pada 2020, yang pertama di Asia Tenggara, untuk mendukung perusahaan rintisan Korea memasuki pasar di kawasan tersebut.

Perjanjian ekstradisi juga ditandatangani untuk penangkapan dan ekstradisi buronan antara kedua negara.

Selama pertemuan puncak tersebut, Yoon dan Wong membahas isu keamanan regional dan sepakat untuk menghadirkan front persatuan melawan ancaman Korea Utara pada pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendatang di Laos akhir pekan ini.

"Kami sependapat bahwa masyarakat internasional tidak akan pernah menoleransi pengembangan nuklir ilegal dan provokasi gegabah Korea Utara," kata Yoon.

"Kami juga sepakat untuk berkoordinasi erat guna memastikan bahwa masyarakat internasional mengirimkan pesan yang jelas dan bersatu kepada Korea Utara pada KTT ASEAN," tambah Yoon.

Baca Juga: