Calon mahasiswa biasanya mesti mengikuti tahap persiapan selama setahun.

JAKARTA - Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo, menegaskan penghapusan Ujian Nasional (UN) tidak menghambat lulusan SMA untuk bisa langsung berkuliah di luar negeri.

Pernyataan tersebut merespons adanya isu sejumlah universitas di luar negeri tak lagi langsung menerima lulusan SMA di Indonesia.

Dia menjelaskan, sejumlah negara di luar negeri memberlakukan tahun persiapan bagi mereka yang akan memasuki jenjang perguruan tinggi.

Menurutnya, calon mahasiswa biasanya mesti mengikuti tahap persiapan selama setahun.

"Seperti di Jerman. Ini terjadi karena persiapan untuk memasuki perguruan tinggi akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium), sedangkan di Indonesia hanya sampai kelas 12," ujar Nino, kepada awak media, di Jakarta, Rabu (25/9).

Nino memastikan, UN hanya ujian kelulusan. Menurutnya, baik di Indonesia maupun luar negeri, UN tak pernah dijadikan alat seleksi masuk perguruan tinggi.

"Jadi Ujian Nasional bukan faktor penentu penerimaan murid lulusan Indonesia di perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri," jelasnya.

Dia meminta seluruh pihak dapat membedakan ujian untuk kelulusan, ujian seleksi masuk perguruan tinggi, serta Asesmen Nasional (AN) yang merupakan alat monitoring dan evaluasi sistem.

Menurutnya, tiga bentuk ujian itu berbeda fungsi dan karakteristiknya.

Nino mengungkapkan, Kemendikbudristek menghapus UN sebagai ujian kelulusan.

Sementara itu, ujian seleksi masuk PTN tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke PTN. Sedangkan, AN menguatkan monitoring dan evaluasi.

"AN ini menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran," tutur dia.

Sebagai informasi, konten kreator @irwanprasetiyo menyebut universitas di Belanda sudah tidak mau menerima lulusan SMA dari Indonesia.

Salah satunya, University of Twente yang memberlakukan persyaratan baru atas penerimaan mahasiswa dari Indonesia sebab sejak 2020 Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional tidak ada lagi. ruf/S-2

Baca Juga: