“Di Strategi Nasional (Stranas) kita sudah memungkinkan inovasi lain yang diuji secara ilmiah dan kita bisa mengimplementasikan teknologi wolbachia."

JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, penggunaan teknologi Wolbachia untuk mengatasi Demam Berdarah Dengue (DBD) akan ditingkatkan. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari perlunya inovasi dalam mengatasi DBD.

"Di Strategi Nasional (Stranas) kita sudah memungkinkan inovasi lain yang diuji secara ilmiah dan kita bisa mengimplementasikan teknologi wolbachia," ujar Maxi, dalam peringatan ASEAN Dengue Day (ADD) 2023, di Jakarta, Selasa (25/7).

Menurutnya, Wolbachia sudah melewati tahap penelitian dan pengujian serta terbukti mampu mengatasi DBD setelah diuji coba di Yogyakarta. "Ini sudah dipakai negara-negara lain seperti Brazil, Australia, Vietnam, dan lain-lain," tambahnya.

Maxi mengungkapkan, pemerintah tengah mengujicoba Wolbachia di lima kota yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang. Selain itu, Bali juga menggunakan teknologi tersebut, tapi melalui pembiayaan dari World Musquito Program (WMP).

Peneliti Demam Berdarah dari Universitas Gadjah Mada, Adi Utarini, menjelaskan Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami diserangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri tersebut mampu melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.

Baca Juga: