JAKARTA - Penggunaan media sosial (medsos) belum diikuti kemampuan literasi yang baik. Sebagai bukti dalam Survei Literasi Digital Nasional Indonesil 2020, kemampuan literasi digital di Indonesia masih tahap sedang.

Demikian dikatakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam penandatangan nota kesepahaman Kemendikbudristek dengan Twitter, di Jakarta, Kamis (24/6).

"Jumlah pengguna yang besar di Indonesia belum diimbangi dengan tingkat literasi teknologi dan literasi medsos yang baik," ujar Nadiem.

Nadiem menyebut, saat ini170 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna aktif dan akan bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses terhadap gawai.

Menurutnya,medsosmerupakan ruang yang dirancang untuk hal yang baik. Dia memiliki banyak manfaat jika digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan.

"Namun, masih banyak perilaku negatif di medsos seperti penyebaran hoaks, perundungan, dan kekerasan gender berbasis online," jelasnya.

Pelajar Rentan

Lebih jauh, Nadiem menyatakan keprihatinannya atas maraknya perilaku negatif di medsos yang melibatkan pelajar baik sebagai pelaku maupun korban.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan mencatat kenaikan yang signifikan dalam perundungan daring pada pelajar tahun 2011 sampai 2019, yakni mencapai 2.473 orang.

Dia menambahkan, pandemi yang memaksa anak belajar dari rumah membuat mereka semakin rentan dengan perundungan di dunia maya. Menurutnya kondisi tersebut adalah satu tantangan besar yang harus segera ditemukan solusinya.

"Kami melalui kebijakanMerdeka Belajar bertekad mendorong terciptanya lingkungan belajar yang suportif agar aman dan nyaman. Tidak hanya dalam kelas, tapi juga di dunia maya," tambahnya.

Nadiem menekankan, teknologi dan dunia digital tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat, termasuk dunia pendidikan.

Baca Juga: