Larangan warga untuk menyaksikan ajang Olimpiade Tokyo secara langsung di lokasi pertandingan olahraga membuat penggemar berat seperti Kyoko Ishikawa melewatkan keseruan Olimpiade musim panas pertamanya yang digelar di negaranya sendiri. Alih-alih bersedih, Ishikawa justru menjadikan tempat tinggalnya sebagai stadion virtual yang dipenuhi bendera-bendera negara peserta Olimpiade.

Pebisnis perempuan berusia 51 tahun ini bertekad untuk tidak membiarkan virus korona merusak kegembiraan saat Olimpiade digelar di kota kelahirannya, walaupun penyelenggara melarang penggemar untuk hadir pada sebagian besar acara pertandingan.

Ishikawa akan dengan penuh semangat bersorak dan bernyanyi sambil mengenakan pakaian tradisional Jepang, saat dia menonton pertandingan di ajang Olimpiade yang ia sukai di televisi di rumahnya yang amat nyaman.

Ishikawa tak akan sendirian untuk menikmati keseruan Olimpiade dari ruang tamu rumahnya yang dipenuhi tempelan pernak pernik memorabilia Olimpiade yang ia peroleh saat berkeliling dunia menyaksikan setiap penyelenggaraan ajang Olimpiade. Rencananya ia akan menjalin koneksi dengan seluruh penggemar berat Olimpiade di seluruh dunia via sambungan telekonferensi dan media sosial, dan meyakinkan dirinya bahwa Olimpiade masih bisa menyatukan setiap orang walau sedang terjadi pandemi.

"Ajang Olimpiade adalah sebuah acara khusus, dan dalam setiap acara khusus dalam hidup Anda, kita menyatukan banyak orang," kata Ishikawa. "Kali ini pun sama. Apapun metodenya, prinsip dasar itu tidak berubah," imbuh dia.

Kegemaran Ishikawa pada Olimpiade dimulai pada 1992 saat ia pergi menyaksikan ajang olahraga internasional bergengsi ini di Barcelona, Spanyol. Saat itu ia berhasil membeli tiket untuk menyaksikan acara pembukaan Olimpiade dan ketika itu ia amat takjub dan larut dengan suasana keseruan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Sejak saat itu, setiap dilaksanakan penyelenggaraan Olimpiade musim panas, Ishikawa berusaha untuk tak melewatkannya dengan berkunjung langsung ke negara yang menggelar ajang olahraga internasional paling bergengsi ini.

Namun Harapannya bisa mengulang peristiwa pembukaan Olimpiade di Tokyo pupus setelah pihak penyelenggara mengumumkan bahwa sebagian besar acara pertandingan dilaksanakan secara tertutup dengan alasan untuk mencegah penyebaran virus korona.

Namun sebagai penggemar berat, Ishikawa melihat peluang bagi menjalani petualangan baru dari larangan menyaksikan secara langsung Olimpiade Tokyo ini.

"Jika kita menyaksikan secara langsung pertandingan dengan bepergian ke setiap lokasi perlombaan, maka hanya tiga ajang pertandingan bisa kita lihat per harinya. Namun menyaksikan pertandingan melalui televisi, kita bisa menyaksikan 10 atau 15 ajang pertandingan per hari dengan mudahnya," ucap Ishikawa.

"Semua itu menawarkan lebih banyak peluang untuk mengetahui olahraga yang kurang dikenal. Saya juga ingin tahu lebih banyak tentang dunia melalui penyelenggaraan Olimpiade yang tak biasa ini," pungkas dia. AFP/I-1

Baca Juga: