JAKARTA - Galeri Neo menggelar pameran seni bertajuk Speaking the Unspeakable pada 6 Agustus sampai 1 September 2024, menampilkan puluhan karya dari 22 seniman Indonesia sebagai penggambaran ziarah batin mereka untuk menuturkan yang tak terkatakan.
"Speaking of the Unspeakable adalah sebuah pengalaman batin, ziarah, ziarah batin dari para seniman-seniman baik yang junior maupun yang senior dan juga yang baru memulai," kata kurator pameran Speaking the Unspeakable, Bambang Asrini Widjanarko, saat pembukaan pameran di Jakarta Pusat pada Selasa (6/8).
Menurut Bambang, berbagai karya yang dihadirkan merupakan simbol ekspresif dari hal-hal yang tidak tersampaikan baik terkait hubungan asmara, kehidupan keluarga, hingga nilai-nilai dari dalam maupun luar seniman.
"Jadi apa yang bisa kita sampaikan baik melalui bahasa yang sebenarnya lemah atau berkekurangan itu akan dimunculkan di dalam sebuah simbol," ujar Bambang.
Adapun seniman-seniman yang berpartisipasi dalam pameran yang digelar di Galeri Neo yang berlokasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat ini, antara lain Anagard, Arahmaiani, Asmujo Jono Irianto, Bestrizal Besta, Dedy Sufriadi, Diyanto, Entang Winarso, Haris Purnomo, Hedi Hariyanto.
Kemudian ada Heri Dono, Irina dan Andrea, Ismanto Wahyudi, Oky Rey Montha, Hasan, Kukuh Nuswantoro, Ronald Manullang, Rudi Hendriatno, Nindityo Adipurnomo, Taufik Ermas, Teguh Ostenrik, Tenesse Caroline, dan Yani Mariani.
Bambang menjelaskan seniman-seniman tersebut menghadirkan karya yang menawarkan berbagai ekspresi seni seperti visualisasi puitik, mewakili sosok figuratif, bernarasi lewat kekacauan visual, hingga meluapkan kegembiraan melalui corak abstrak.
"Di fasad Galeri Neo tertera teks puitik tentang idealisasi seniman, tentang dirinya dan relasinya dengan orang lain," ujar dia. Ant/I-1