Keberhasilan pembangunan Terusan Panama sepanjang 82 kilometer, memotong sisi tersempit benua Amerika untuk menghubungkan lalu lintas kapal antara Samudra Pasifik di sisi barat dan dan Atlantik sisi timur, bukanlah perkara mudah.

Keberhasilan pembangunan Terusan Panama sepanjang 82 kilometer, memotong sisi tersempit benua Amerika untuk menghubungkan lalu lintas kapal antara Samudra Pasifik di sisi barat dan dan Atlantik sisi timur, bukanlah perkara mudah.

Ketika alat berat tidak sekuat saat ini, maka yang dibutuhkan ribuan para pekerja yang bekerja dengan keras di tengah hujan dan lumpur. Mereka mencoba membelah Panama menjadi dua untuk menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudera Atlantik di Laut Karibia.

Namun, pekerjaan yang sulit dan kotor melibatkan lebih dari sekadar menggali dan mendinamit perbukitan. Bekerja di pembangunan Terusan Panama pada masa-masa awal adalah tentang bertahan hidup. Ditambah dengan prestasi teknik inovatif yang dicapai menjadikan Terusan Panama yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern.

Dari sisi sosial, pembangunannya merupakan keputusan yang lebih berurusan dengan manusia daripada mesin yang terbukti paling kritis. Ribuan pekerja kemungkinan sebanyak 22.000 tewas saat pihak Prancis pertama kali mencoba menggali kanal, namun akhirnya berhenti. Pihak Prancis awalnya mengira pembangunannya segampang Terusan Suez.

Demam kuning merajalela, begitu pula malaria. Kecelakaan di tempat kerja menyebabkan kematian dan cacat. Hampir 80 persen tenaga kerja melarikan diri ketika AS mengambil alih pembangunan terusan pada 1903.

Ketika insinyur terkenal John Frank Stevens tiba pada tahun 1905, tugas pertamanya adalah menghentikan "pembantaian" tersebut. Menggandeng dokter Angkatan Darat AS William Crawford Gorgas, ia ditugaskan mengendalikan nyamuk penyebab penyakit malaria.

"Orang-orang pada zaman itu tidak dapat membayangkan seekor nyamuk dapat membunuh orang yang kuat. Mereka tidak dapat mempercayai hal itu," kata J. David Rogers, seorang profesor teknik geologi di Universitas Sains & Teknologi Missouri, dikutip dariHow Stuff Work. "Hal yang harus Anda taklukkan untuk membuat proyek itu berhasil adalah masalah sanitasi," imbuh dia.

Dengan bimbingan Gorgas dan di bawah perintah Stevens, lahan rawa dikeringkan dan padang rumput yang dekat dengan pekerja dipotong untuk mengendalikan nyamuk.

Selain penyakit mematikan yang menjangkiti hari-hari awal konstruksi, cuaca yang sulit (hujan tropis dan panas yang menyengat) dan biaya, para insinyur memperdebatkan sifat Terusan Panama sejak dini. Mereka akhirnya meninggalkan ide tentang kanal permukaan laut (seperti Suez). Stevens malah bersikeras pada sistem pintu air (lock) dengan cara menaikkan atau menurunkan kapal sesuai kebutuhan. hay/I-1

Baca Juga: