Kehadiran rest area harus memberikan manfaat ekonomi secara nyata bagi perekonomian masyarakat setempat melalui penyediaan kios-kios bagi UMKM produk dan kuliner lokal.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengevaluasi manfaat pengembangan jalan tol untuk ekonomi lokal. Kementerian PUPR memerintahkan pengelola untuk memprioritaskan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal di rest area tol.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas layanan jalan tol secara berkelanjutan karena kebutuhan dan ekspektasi publik makin tinggi.

"Kehadiran rest area juga didorong untuk dapat memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi perekonomian masyarakat lokal melalui penyediaan kios-kios bagi UMKM untuk mempromosikan produk dan kuliner lokal," kata Basuki di Jakata, akhir pekan lalu.

Tim Ahli/ Pakar Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB), Sudirman, mengatakan selain pemenuhan Standar Mutu Penilaian (SPM) yang seharusnya dipertahankan, pada 2023 penilaian juga menekankan pada investasi ekonomi untuk mendukung produk lokal di kawasan sekitar jalan tol.

Selain itu, terdapat pemenuhan aspek kesetaraan gender dan kepedulian masyarakat terhadap jalan tol yang sudah dilaksanakan oleh setiap BUJT sebagai pihak pengelola, demi tercapainya "Toll for All" sebagai tema JTB pada 2023.

"Sesuai dengan instruksi Presiden melalui Menteri PUPR, UMKM dan usaha lokal perlu diperbanyak untuk meningkatkan kualitas jalan tol dengan baik. Selain itu, perlu adanya peningkatan informasi objek-objek yang memiliki nilai ekonomis dan pariwisata di sekitar ruas jalan tol dan rest area," kata Sudirman.

Tim Ahli/ Pakar Penilaian JTB, Yuana Sutyowati, menambahkan, rest area terintegrasi dengan fungsi-fungsi daya dukung tol yang memengaruhi kenaikan tarif SPM tol, sehingga kualitas dan value-nya juga perlu dijaga dan ditingkatkan oleh BUJT dan mitra.

"Rest area sebenarnya sudah memberikan dampak positif bagi UMKM lingkungan sekitar. Karena masyarakat diberikan venue dan akses berjualan yang lebih baik dibanding di luar rest area," kata Yuana.

Yuana juga menyarankan pihak BUJT dan mitra agar bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam melakukan berbagai pelatihan seperti standarisasi produk, sertifikasi halal, hingga pengurusan hak merek. "Untuk membenahi kios UMKM juga dapat bekerja sama dengan pihak bank dengan Kredit Usaha Mikro (KUR). Semua ini demi meningkatkan kualitas UMKM dan masyarakat yang berjualan di rest area," tambah Yuana.

"Local Branding"

Sementara itu, Senior Manager RO 3 PT Jasamarga Metropolitan Tollroad, Agni Mayvinna selaku BUJT, mengatakan pihaknya terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan SPM dari tahun ke tahun, supaya kualitas jalan tol makin baik. Mulai dari beautifikasi, pemeliharaan sarana pelengkap jalan tol, hingga rencana penambahan signage dengan ornamen lokal sebagai ciri khas dari ruas jalan tol yang dikelola.

"Kami juga terus mendukung lokal branding dengan memberikan tenant khusus bagi UMKM produk tembikar dan batik khas Purwakarta. Kemudian, menyediakan Kampoeng UMKM yang menjual aneka kuliner khas setempat, dan hiburan oleh seniman lokal di kawasan rest area. Kami juga berupaya memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga keamanan dan kebersihan," terang Agni.

Baca Juga: