JAKARTA - Peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting untuk memperkuat daya saing Indonesia. Pendidikan tinggi penting untuk membentuk SDM yang mumpuni sesuai dengan kebutuhan pasar serta dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

"Keterampilan pekerja, bagaimana mereka bisa menggunakan teknologi, capital (barang modal) mesin, peralatan, dan lain-lain. Intinya yang dibutuhkan adalah tenaga kerja produktif," ujar Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF, Eisha Maghfiruha, di Jakarta, Senin (28/5).

Seperti dikutip dari Antara, Eisha mengatakan angkatan kerja yang terampil dibutuhkan untuk mengoptimalkan berbagai sumber daya baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional, seperti ekonomi hijau, teknologi dan inovasi, ekonomi digital, serta energi terbarukan, agar dapat meningkatkan daya saing bangsa.

Sementara itu, ekonom dari Universitas Paramadina, Handi Risza, menyatakan hanya 6-7 persen warga Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal tersebut pun membuat kualitas SDM Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga.

Ia menuturkan berdasarkan Human Capital Index yang dirilis oleh Bank Dunia, indeks sumber daya manusia di Singapura, Malaysia, dan Thailand, kini jauh di atas Indonesia.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia menyatakan kuncinya adalah pembangunan sumber daya manusia secara optimal bersamaan dengan pengembangan sektor industri, pertanian, dan lainnya.

"Benar-benar harus paralel ini proses pembangunan yang kita harus lakukan, mulai dari SDM, penguatan atau pendalaman industri, sektor pertanian, dan lain sebagainya," kata Handi.

Harus Konsisten

Ia menyampaikan pada masa Presiden BJ Habibie, Indonesia pernah menerapkan strategi pembangunan yang mirip dengan Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok yakni berfokus pada pengembangan SDM. "Tapi, problem di kita ini adalah konsistensi dan kontinuitas dari sebuah kebijakan yang tidak bertahan lama," ucapnya.

Handi pun mengatakan konsistensi kebijakan penting untuk mendukung kesuksesan pembangunan sumber daya manusia nasional.

"Silakan dirancang (suatu kebijakan pengembangan SDM nasional) mulai dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," imbuhnya.

Sebelumnya, pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan teknologi asing di bidang pengembangan SDM digital.

"Penting buat Indonesia menerima investasi-investasi yang arahnya ke pengembangan SDM, kemampuan kognisi, kemampuan membuat program, dan coding untuk keperluan perangkat," kata Firman.

Menurut Firman, melalui kemitraan di bidang pengembangan SDM digital, transfer pengetahuan yang terjadi dapat mendorong Indonesia untuk memproduksi perangkat gawai sendiri dengan kualitas tinggi.

"Dengan penduduk yang demikian besar jadi (Indonesia) tidak hanya dimanfaatkan sebagai pasar, tapi juga bagian pelaku dari proses produksi sebagai pemasok lokal," ujarnya.

Oleh karena itu, SDM yang melimpah dapat dimanfaatkan Indonesia untuk memperkuat posisi tawarnya di hadapan perusahaan teknologi global untuk memperkuat kerja sama di bidang pengembangan SDM.

Sementara dari sektor manufaktur, Firman mendorong perusahaan teknologi yang membangun pabriknya di Indonesia untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam produknya sehingga bisa menghasilkan nilai tambah bagi Indonesia.

"Selain tenaga kerja akan lebih terserap, produk-produk yang dipakai oleh orang Indonesia juga dihasilkan dari Indonesia sehingga memberikan nilai tambah," ucap Firman.

Baca Juga: