Jakarta - Pengembang real estat berbasis di Singapura, Brewin Mesa, optimistis pasar properti di wilayah Jakarta dan sekitarnya kembali menggeliat pada 2018 meskipun berbarengan dengan sejumlah gelaran pemilihan umum daerah atau terkenal dengan sebutan tahun politik. Keyakinan tersebut didukung perbaikan kondisi perekonomian dan stabilitas politik.

Presiden Direktur PT Brewin Mesa Sutera, Bill Cheng mengungkapkan, sejak 2015 saat pertama kali masuk ke Indonesia, pasar properti di Tanah Air lesu akibat pelemahan daya beli masyarakat. Hal itu terlihat dari penurunan transaksi penjualan properti. Setahun kemudian, lanjutnya, pelemahan berlanjut. Namun, pada 2017, pasar properti mulai menggeliat kembali seiring pemulihan daya beli masyarakat.

Mengutip catatan Rumah.com Property Index 2017, Bill mengungkapkan indeks properti nasional Indonesia naik tipis 1,4 persen pada triwulan I- 2017 dan berlanjut pada triwulan II yang tumbuh sebesar 0,97 persen. Pada triwulan III, pasar properti terlihat stabil.

"Pada 2018, kita percata market (pasar properti) akan membaik meskipun pada triwulan IV akan terganggu akibat pengaruh pemilihan presiden (pilpres 2019). Namun, kami optimistis market tetap bagus," ujar Bill saat pemaran Brewin Mesa Property Outlook 2018 di Jakarta, Selasa (27/3).
Bill menilai seiring gelaran pilpres, biasanya ada perbaikan di bidang ekonomi. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi stabil di level lima persen, tingkat keterisian gedung perkantoran dan penjualan hunian.

Karenanya, tahun ini, ungkap Bill, perusahaan akan fokus pada pembangunan dan penjualan proyek saat ini, yaitu The Lana di Alam Sutera, Tangerang, Banten. Proyek apartemen tersebut paling banyak dibeli serta diminati di area Tangerang dan Jakarta Barat.

Terlaris di Kelasnya

Indikasi tersebut terlihat dari tingkat penjualan unit di apartemen tersebut sejak diluncurkan pada 2016. Hingga paruh kedua 2017, Brewin berhasil menjual 200 unit di proyek The Lana dari 560 unit yang tersedia dengan rerata penjualan sekitar 15 unit per bulan.

"Luar biasa percepatan penjualannya (The Lana) mengingat produk kita tergolong kelas prestisius dengan kisaran harga antara 1,5-5 miliar rupiah. Padahal, perusahaan lain yang telah lama beroperasi di Indonesia rata-rata hanya mampu menjual produk sejenis sekitar 10 unit per bulan," ujar GM Sales & Marketing PT Brewin Mesa Sutera Stevie Faverius Jaya.

Untuk memberikan dorongan lebih lanjut dalam pembangunan proyek ini, pada November 2017, Brewin Mesa memberikan kontrak konstruksi utamanya ke China State and Engineering Construction (CSC), perusahaan konstruksi terbesar di dunia. Di Jakarta, CSC saat ini tengah membangun proyek perkantoran Grade A Indonesia Satu, dan The Signature Tower, gedung tertinggi di Asia Tenggara saat selesai.

ers/E-10

Baca Juga: