Pengelolaan Dana Abadi Pendidikan akan lebih diperkuat dengan berbagai skema untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Pengelolaan Dana Abadi Pendidikan akan lebih diperkuat dengan berbagai skema untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional.

JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, menegaskan pengelolaan Dana Abadi Pendidikan akan lebih diperkuat dengan berbagai skema untuk peningkatan kualitas pendidikan. Dia memastikan, ada disinformasi terkait pemberitaan dana LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) beberapa waktu lalu.

"Penguatan dukungan LPDP untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia secara umum. Jadi LPDP berkomitmen untuk menyiapkan berbagai skema dukungan anggaran untuk inisiatif-inisiatif yang ditujukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan," ujar Kiki, usai acara Kegiatan Lokakarya dan Ekspos Kinerja Kemitraan dan Penyelarasan Pendidikan Vokasi, di Jakarta, Kamis (25/1).

Dia juga memastikan, dukungan LPDP untuk pendidikan vokasi tetap berjalan, bahkan akan diperkuat. Menurutnya, target program yang menggunakan dana dari LPDP targetnya diperbanyak dan sasarannya diperluas.

"Jadi yang ada malah untuk vokasi seperti itu dan seingat saya untuk semua juga begitu. Diperkuat dan diperluas," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan pemerintah tengah mengkaji opsi untuk menghentikan alokasi dana APBN ke LPDP. Adapun anggaran pendidikan bakal fokus digunakan untuk membenahi sektor pendidikan, mulai dari riset hingga pengembangan perguruan tinggi.

"Jadi mungkin kita setop dulu jadi anggaran pendidikan 20 persen nanti sepenuhnya bisa digunakan untuk membenahi pendidikan termasuk riset dan alokasi pengembangan pendidikan perguruan tinggi bisa ditingkatkan," ucapnya.

Lulusan Terampil

Kiki mengungkapkan, pendidikan vokasi ke depan harus menyiapkan lulusan dengan keterampilan atau kompetensi menengah tinggi. Menurutnya, lulusan vokasi mesti terampil berinovasi serta mampu terus belajar dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah.

Dia menyebut, untuk mewujudkan hal tersebut butuh tenaga pengajar yang kompeten dan kesiapan laboratorium yang lebih baik. Menurutnya, kolaborasi pendidikan vokasi dengan industri dan masyarakat penting untuk menyiapkan lulusan terampil.

"Sudah harus mulai meninggalkan kompetensi-kompetensi pada level bawah. Karena yang bawah ini akan segera diganti oleh mesin. Itu yang kenapa kami mengatakan kita sudah mulai harus berangkat ke kompetensi level menengah tinggi," terangnya.

Kiki mengatakan, pengembangan pendidikan vokasi saat ini sudah sesuai dengan tujuan tersebut. Salah satunya ada dana hibah untuk mendanai ide-ide dari perguruan tinggi dan sekolah vokasi yang mengarah pada inovasi.

"Jadi tidak boleh lagi dia hanya sekedar misalnya menggantikan peralatan lab sekarang yang rusak, nggak boleh, dia harus bagaimana memikirkan teknologi yang lebih baik dari yang sekarang untuk bisa diajarkan ke anak-anak. Jadibertahap kita lakukan," katanya. ruf/S-2

Baca Juga: