RI perlu mencontoh Dubai sebagai penghasil minyak bumi yang mampu berkembang jauh dari sisi teknologi sekaligus menjadi salah ikon wisata internasional.

JAKARTA - DPR RI meminta Pertamina Hulu Rokan (PHR) selalu pengelola Blok Rokan di Riau memberikan kontribusi dan legasi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. Pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina harus memberi efek berganda kepada masyarakat Riau.

Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir, mengatakan dari dulu mulai dari Caltex, Chevron, masyarakat Riau hanya melihat saja. "Memang proses Pertamina, negara dengan pemerintah daerah sekarang ada memang pembagian 10 persen, tapi apa investasi yang bisa dinikmati masyarakat Riau dengan hadirnya Pertamina di sini, dengan penghasilan sangat besar?" tutur Nasir dikutip dari laman resmi DPR RI, Senin (4/9).

Dia lantas mengungkapkan keinginannya agar PHR bisa membangun atraksi wisata di berbagai daerah yang nantinya bisa yang bisa dinikmati masyarakat Riau sekaligus menjadi legasi yang ditinggalkan oleh PHR kelak. Dia lantas menyoroti besaran dana CSR.

"Kami minta ada zona-zona yang dibangun menjadi (tempat) wisata jadi peninggalan sejarah (PHR) yang nanti bisa dilihat oleh masyarakat di Riau. Tadi, ada 50-60 miliar rupiah anggaran CSR, tapi kita masyarakat Riau nggak tahu di mana duit ini? Di mana barang ini? Jadi, saya minta ke depan dilibatkan dan sampaikan bahwa (misal) membangun 100 miliar rupiah untuk wisata bisa menjadi devisa dan memasukkan daerah bagi kami dan hadirnya Rokan di sini terasakan dan ternikmat kan oleh masyarakat yang ada di Provinsi Riau," ujar Legislator Dapil Riau II itu.

Nasir menegaskan bila PHR tak bisa memberikan kontribusi dan legasi yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat Riau maka pengelolaan Blok Rokan sebaiknya diserahkan kepada masyarakat Riau. Meski demikian, dia masih yakin Pertamina bisa memberikan upaya terbaiknya termasuk dengan mendatangkan para ahli dari negara maju yang mampu mengolah sumber daya minyak bumi.

"Kalau disampaikan tadi, 85 persen pekerjanya Rokan ini masyarakat Riau saya rasa tinggal 'tukar kunci kontak' aja. Tapi, kita percaya Pertamina dan kami minta carilah orang-orang pintar seperti negara-negara maju," lanjutnya.

Contoh Dubai

Nasir mencontohkan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) tak segan menggunakan tenaga ahli dari negara lain. Sebagai wilayah penghasil minyak bumi, Dubai bisa berkembang jauh dari sisi teknologi sekaligus menjadi salah ikon wisata internasional.

"Nah kita ingin Indonesia seperti itu (Dubai) dengan hasil minyak ini. Hasil minyak ini ada jangka waktu habis dan pasti habis. Nah, tapi kalau kita bangun (atraksi) wisata yang besar untuk negeri ini, mungkin bisa dibangun Universal studio milik Pertamina Rokan. Nah, ini bisa menjadi pemasukan," tutupnya.

Adapun akhir pekan lalu, Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan ke Pekanbaru, Riau. Wakil Ketua Komisi VII, Dony Maryadi Oekon, juga tak penampik adanya keluhan terkait hal ini, Namun, dia menyakini kondisi akan menjadi lebih baik saat perusahaan tersebut berada dalam kendali pertamina.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan, Chalid Said Salim, menyampaikan beberapa bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan tersebut antara lain dukungan untuk Desa Wisata Kampung Patin dan Rupat, Sentra Budaya dan Ekraf Melayu Riau, Restorasi Mangrove, dan beberapa lainnya.

Wilayah kerja Blok Rokan digadang menjadi operasi onshore terbesar di Indonesia yang meliputi tujuh kabupaten/kota di Riau (Kab. Rokan Hulu, Kab. Rokan Hilir, Kab. Bengkalis, Kab. Siak, Kab. Kampar, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai). Blok Rokan sendiri dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan sejak 2021 usai serah terima dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang telah mengelola wilayah tersebut selama 50 tahun. BUDAYA

Baca Juga: