JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah, hari ini (8/11). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 dinilai belum mampu memberikan dampak signifikan pada pergerakan nilai tukar rupiah. Karena itu, sentimen eksternal bakal dominan.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai peehatian pelaku pasar tertuju kepada pengetatan Tiongkok untuk atasi Covid. Pengetatan tersebut bakal berdampak terhadap pelambatan ekonomi Tiongkok.

Ibrahim memproyeksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (8/11), dibuka fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 15.680-15.740 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini menguat ditopang data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 yang di atas ekspektasi.

Rupiah ditutup menguat 30 poin atau 0,19 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.708 rupiah per dollar AS.

"Pelaku pasar kembali dikejutkan dengan rilis data PDB yang tumbuh melesat di atas ekspektasi para analis maupun pemerintah serta Bank Indonesia," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam ulasannya di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh tinggi pada triwulan III 2022, yakni 5,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II-2022 yang sebesar 5,45 persen (yoy).

Baca Juga: