Lebak - Artis asal Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Siti Sofiah (36) yang lebih dikenal Sofie Ehoy punya pengalaman pahit dengan berjalan kaki menempuh perjalanan dua jam di pedalaman Pulau Sumatera .

"Pengalaman pahit itu hingga kini tidak terlupakan," kata Sofie Ehoy usai tampil menghibur masyarakat Kabupaten Lebak pada Peringatan HUT TNI ke 77 di Alun-alun Multatuli Rangkasbitung, Rabu.

Meski pengalaman pahit itu membekas, namun seorang penyanyi tentu siap kemana pun untuk menghibur masyarakat.

Ia sebagai penghibur sudah biasa pengalaman yang dialaminya itu hingga mengancam jiwa saat tampil di daerah Pongkor Kabupaten Bogor dengan disekap oleh pemuda mabuk.

Perjalanan panggung ke panggung yang awalnya menghibur di wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk mengisi hiburan pesta pernikahan, kafe-kafe, ulang tahun daerah hingga tempat rekreasi panggung hiburan.

Namun, kini jadwal cukup padat untuk tampil menyanyi, bahkan pekan depan ke berbagai daerah, seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Bali hingga Indonesia Timur.

Mereka para pengundang dari berbagai daerah di Tanah Air setelah melihat penampilan lagu-lagu dangdut melalui youtube yang diunggahnya itu.

"Kami sudah biasa menyanyi ke berbagai daerah ketika dikontrak oleh perusahaan rokokdan sekarang pascapandemi COVID-19 cukup padat jadwal panggilan menyanyi," katanya menjelaskan.

Shofie yang menyanyi sejak usia 17 tahun di Kabupaten Lebak dengan otodidak menggeluti musik dangdut kini sudah masuk blantika musik nasional dengan membawa lagu sendiri yang ngetop "Target Cinta" ciptaan Bang Uci.

Panggilan menyanyi ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa dengan menerima honor bersih berkisar antara Rp15 juta sampai Rp20 juta, sedangkan untuk wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat sekitar Rp5 juta.

"Kami sebagai penyanyi tentu memberikan terbaik dengan membawakan lagu-lagu sesuai permintaan masyarakat," kata pengagum IIs Dahlia itu.

Menurut dia, dirinya kini menjaga kesehatan dengan olahraga dan minum vitamin, karena jadwal menyanyi cukup padat ke berbagai daerah.

Ia saat pandemi COVID-19, kata Shofie mengaku sempat berjualan baso di rumahnya, karena tidak ada panggilan itu.

Sekarang kembali bangkit industri musik dengan diperbolehkan oleh pemerintah.

Pihaknya juga berharap para musisi dan pencipta lagu agar semangat untuk membangkitkan musik Indonesia.

Selain itu juga pihaknya meminta para pencipta lagu dan musik di Banten agar mendaftarkan hak cipta untuk melindungi karya mereka secara hukum.

Apabila, terdaftar hak cipta di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tentu akan mendapatkan royalti dari karyanya dan tidak mudah diplagiat atau dibajak pihak lain.

"Saya kira musisi dan pencipta lagu di Banten cukup banyak dan kembali mereka dalam menggerakkan industri musik jika ada perlindungan karya itu,"katanya.

Baca Juga: