Peserta didik penerima bantuan pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Palu mampu menorehkan prestasi. Keterbatasan ekonomi tidak menjadi halangan berprestasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

PALU - Peserta didik penerima bantuan pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Palu mampu menorehkan prestasi. Keterbatasan ekonomi tidak menjadi halangan berprestasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Hal tersebut tampak dari pengalaman siswi Kelas XI Jurusan Nautika Kapal Niaga (NKN) SMKN 7 Palu, Soleha. Sejak SD sampai SMK dia mendapat bantuan pendidikan KIP. Nilai akademiknya pun selalu tinggi.

"Dari SD sampai SMP nilai saya baik. Masuk SMKN 7 Palu pakai sertifikat karena sering juara lomba. Selama sekolah di sini nilai masih baik, jadi masih dapat KIP sampai sekarang," ujar Soleha, kepada Koran Jakarta, Rabu (1/11).

Salah satu lomba yang pernah diraih Soleha sebelum masuk SMKN 7 Palu yaitu juara di Kompetisi Sains Madrasah. Di SMK dia kembali aktif dalam ekstrakulikuler Drumband dan memiliki minat serta bakat di bidang seni lukis.

"Saya ikut kegiatan Drumband sejak SMP, tapi akademik tidak tertinggal. Saya inisiatif juga tanya ke guru dan teman soal pelajaran," jelas anak ketiga dari lima bersaudara itu.

Total besaran PIP yang didapat Soleha sebesar 1 juta rupiah per tahun. Dia merasa jumlah tersebut cukup kendati ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu menjadi ibu rumah tangga.

Dana KIP yang Soleha dapat digunakan untuk kebutuhan pembelajaran seperti buku dan seragam sekolah. Di SMKN 7 Palu sendiri ada biaya seragam sebesar tiga juta rupiah yang bisa dicicil sebanyak tiga kali pembayaran. Tambahan untuk biaya untuk kebutuhan sehari-hari dia dapat dari berwirausaha dengan menjual karya lukisnya.

"Untuk tambahan saya dapat dari uang hasil lukisan. Saya bikin pameran dan biasanya lukisan terjual antara 500 ribu sampai 1 juta," tandasnya.

Pengalaman berbeda Siswa kelas XI Jurusan Nautika Kapal Niaga (NKN) SMKN 7 Palu, Muh. Arham Syaputra. Meski memiliki nilai bagus dan prestasi sejak SD, dia baru menerima KIP saat di SMKN 7 Palu.

Sebelum mendapat KIP, dia harus merasakan perjuangan yang tidak ringan untuk membiayai kebutuhan sekolah. Ayahnya seorang buruh bangunan dan ibu menjadi ibu rumah tangga. Kedua orang tuanya tak jarang harus meminjam uang dari tetangga dan sanak saudara.

"Ketika dapat KIP orang tua senang, bahagia, dan bersyukur bisa dapat. Uangnya saya pakai untuk keperluan sekolah," ucapnya.

Sama dengan Soleha, Arham juga sudah meraih berbagai prestasi. Salah satunya ketika di MTS dia mendapat juara 3 lomba drama antar sekolah tingkat kota. Di SMKN 7 Palu, dia juga masuk ekstrakulikuler Drumband dan telah meraih prestasi.

Kepala SMKN 7 Palu, Ashar Nurdin, berkomitmen mendorong minat dan bakat para siswa, termasuk para penerima PIP. Jumlah penerima KIP di SMKN 7 Palu yaitu KIP Nominasi 56 dan pemberian 63 orang.

"Saya ajak mereka, mendorong dan mendukung minat mereka. Kami juga fasilitasi untuk bisa kerja dan sertifikasi, karena sertifikat itu penting untuk bisa melaut," ucapnya.

Kasi Peserta Didik SMK bidang PSMK, Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah, Uriani Hasan, mengatakan, ada beberapa dukungan bagi penerima KIP dari Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah. Beberapa di antaranya yaitu bantuan untuk seragam sekolah dan uji kompetensi keahlian.

Baca Juga: