Internet menawarkan banyak sekali rekomendasi diet untuk menurunkan berat badan dengan cepat dan tahan lama. Namun, banyak dari diet ini hanya merupakan tren yang gagal memberikan efek yang berkelanjutan dan dalam beberapa kasus bahkan mengakibatkan konsekuensi yang merugikan.

Puasa air adalah diet yang melibatkan tidak makan semua makanan dan hanya mengonsumsi air putih selama beberapa hari. Sebuah studi baru dari University of Illinois Chicago menyoroti keterbatasannya, mengungkapkan bahwa meskipun pada awalnya dapat berkontribusi pada penurunan berat badan, kalori yang hilang dengan cepat akan kembali. Jadi, manfaatnya tidak akan bertahan dalam jangka panjang.

Temuan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nutrition Reviews. Krista Varady, penulis utama, mengatakan bahwa ia tidak menyarankan diet ini sama sekali, tapi sebaiknya seseorang yang ingin mencobanya harus mendapatkan pengawasan medis.

"Kesimpulan saya secara keseluruhan adalah saya kira Anda bisa mencobanya, tapi sepertinya itu hanya akan membutuhkan banyak usaha, dan semua manfaat metaboliknya akan hilang," kata Varady kepada Earth, dikutip dari Medical Daily, Jumat (30/6).

Yang paling menarik perhatian tim peneliti adalah meningkatnya minat jurnalistik terhadap masalah ini. Idenya bergantung pada beberapa kepercayaan lama bahwa metode puasa ini dapat meningkatkan tingkat metabolisme dan kadar kolesterol.

Mereka menganalisis penelitian yang ada tentang masalah ini, dengan beberapa fokus pada puasa Buchinger, sebuah varian puasa populer di Eropa yang melibatkan konsumsi jus dan sup dalam jumlah minimal setiap hari.

Ketika orang berpuasa, mereka cenderung menurunkan berat badan, terutama dalam jangka pendek. Sebagai contoh, berpuasa selama lima hari dapat menurunkan berat badan sebanyak 4 persen hingga 6 persen.

Jika seseorang berpuasa selama tujuh hingga 10 hari, mereka dapat kehilangan sekitar 2 persen hingga 10 persen dari berat badan mereka, dan untuk puasa yang lebih lama selama 15 hingga 20 hari, penurunan berat badan bisa mencapai 7 persen hingga 10 persen.

Seperti diketahui, diet air putih memiliki sejarah yang kaya yang menjangkau berbagai budaya dan sistem kepercayaan. Puasa air telah dipraktikkan selama berabad-abad, yang sering kali berakar pada tradisi spiritual dan agama. Sistem penyembuhan kuno dan pengobatan tradisional juga telah menggunakan puasa air sebagai metode terapi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

Intinya diet air putih, yang semakin populer, harus didekati dengan hati-hati karena dianggap ekstrem dan membutuhkan pengawasan medis. Studi terbaru menunjukkan bahwa manfaat penurunan berat badan mungkin bersifat sementara, yang menyebabkan berat badan kembali naik dengan cepat, dan keuntungan metabolik mungkin tidak bertahan lama. Disarankan untuk mencari bimbingan profesional sebelum mempertimbangkan puasa air.

Baca Juga: