SUWON - Sebuah tim peneliti Korea Selatan untuk pertama kalinya mengonfirmasi keberadaan mid-old cells, yang memainkan peran penting dalam proses penuaan. Mereka menemukan adanya kemungkinan jika stimulasi tepat diberikan pada mid-old cells maka sel-sel itu dapat pulih berfungsi kembali seperti sel muda.

Tim peneliti di Ajou University Medical Center untuk pertama kalinya mengungkapkan jenis sel baru yang disebut mid-old cells ada di jaringan dan organ tubuh pada lansia. Mid-old cells merujuk pada sel-sel yang berada dalam tahap peralihan antara sel-sel muda dan sel-sel tua sepenuhnya, di antara berbagai tahapan proses penuaan sel-sel.

Seperti dikutip dari World. KBS Radio, para peneliti tersebut untuk pertama kalinya mengidentifikasikan akumulasi mid-old cells dapat mempengaruhi disfungsi organ tubuh pada lansia. Secara khusus, tim tersebut memastikan sel-sel yang sudah tua dapat dipulihkan kembali ke fungsi yang mirip dengan sel-sel muda dengan menstimulasi sel-sel tersebut secara tepat.

Profesor Park Tae-joon mengatakan hal ini bermakna karena para peneliti telah mampu mengungkap banyak alasan dan kemungkinan pengobatan atas penurunan fungsi organ tubuh pada lansia yang belum ditemukan dalam bidang penuaan.

Sementara itu profesor lain, yakni Kim Jang-hee menyampaikan harapannya akan adanya peluang untuk membawa perkembangan lain di bidang anti-penuaan.

Tim peneliti memublikasikan hasil penelitian ini dalam jurnal akademik internasional Nature Communications (IF 16.6) edisi online pada bulan November dengan judul Sel Usia Menengah Adalah Target Potensial untuk Intervensi Anti-penuaan pada Lansia, diumumkan.

Tim Pusat Medis Universitas Ajou dipimpin Profesor Tae-jun Park dari Departemen Biokimia (Profesor Peneliti Young-kyung Lee dan Dosen Peneliti Soon-sang Park) dan tim Profesor Jang-hee Kim dari Departemen Patologi (Profesor Peneliti Young-hwa Kim) untuk pertama kalinya di dunia menemukan konsep sel baru yang disebut "sel penuaan menengah" ada di jaringan organ orang lanjut usia.'

Rangsangan Tepat

Secara khusus, patut dicatat telah ditunjukkan dengan menggunakan sel dan tikus yang sudah tua bahwa jika stimulasi yang tepat diberikan kepada sel-sel yang menua dalam tahap menengah, mereka dapat pulih ke fungsi yang serupa dengan sel-sel muda. Dengan kata lain, hal ini menunjukkan kemungkinan orang lanjut usia pun dapat memulihkan fungsinya jika sel-sel mereka diberi rangsangan yang tepat.

Hingga saat ini, strategi pengobatan anti-penuaan adalah upaya untuk menghilangkan sel-sel tua secara artifisial. Namun, terdapat banyak kesulitan dalam komersialisasi sebenarnya karena peradangan disebabkan selama proses pengangkatan sel-sel yang menua, dan obat itu sendiri sering kali bersifat racun bagi sel-sel muda.

Di sisi lain, dalam kasus sel-sel penuaan menengah, mereka tetap responsif terhadap faktor pertumbuhan eksternal, menunjukkan fungsi sel dapat dipulihkan ketika terus-menerus terpapar pada faktor-faktor turunan sel muda.

Oleh karena itu, tim peneliti berharap fungsi sel dapat dipulihkan bahkan jika sel-sel tua tidak dihilangkan secara artifisial dengan mengobatinya dengan obat-obatan. Selain itu, karena zat yang berasal dari sel-sel sehat berfungsi, tim peneliti menilai bahan tersebut relatif aman dibandingkan dengan sel-sel yang sudah tua.

Profesor Taejun Park (Departemen Biokimia) berkata, "Hal ini penting karena kami mampu menjelaskan penyebab penurunan fungsi organ lansia dan kemungkinan pengobatannya, yang sebelumnya tidak diketahui di bidang penuaan manusia."

Selain itu, Profesor Janghee Kim dari Departemen Patologi berkata dalam hal strategi pengobatan anti-penuaan, tim peneliti telah membuka paradigma pengobatan anti-penuaan baru yang disebut restorasi fungsi sel-sel penuaan menengah. "Kami berharap ini akan menjadi peluang untuk membawa perkembangan lain di bidang anti-penuaan," katanya.

Sementara itu, hasil penelitian ini dilaksanakan dengan dukungan dari Proyek Pengembangan Teknologi Biomedis National Research Foundation of Korea, Pengembangan Teknologi Sumber Pengendalian Penuaan, dan Proyek Lembaga Penelitian Utama Kementerian Pendidikan.

Baca Juga: