TOKYO - Para peneliti di Jepang melakukan percobaan awal sebagai bagian dari proyek untuk menghasilkan tenaga surya di luar angkasa dan mentransmisikannya ke Bumi.
Idenya adalah memasang panel surya geostasioner di luar angkasa pada ketinggian 36.000 kilometer, kemudian mengubah listrik yang dihasilkan menjadi gelombang mikro untuk ditransmisikan kembali ke Bumi.
"Tim proyek tersebut berharap teknologi ini dapat digunakan secara praktis paling cepat mulai tahun 2045," lapor kantor berita NHK, Jumat (18/10).
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lura angkasa memiliki potensi sebagai sumber energi yang stabil karena tidak ada cuaca atau siklus siang malam yang mengganggu prosesnya. Penelitian terhadap teknologi ini juga tengah berlangsung di Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Tiongkok.
Sebuah eksperimen yang dilakukan di kampus Universitas Kyoto pada Kamis (17/10) menguji transmisi gelombang mikro yang diubah dari listrik.
Sebuah perangkat transmisi berukuran sekitar 70 sentimeter persegi digunakan untuk memeriksa apakah gelombang mikro dapat mengenai target dari jarak jauh. Sebuah monitor menunjukkan bahwa gelombang mikro mengenai target secara akurat.
Tim tersebut berencana melakukan percobaan pada Desember untuk mentransmisikan listrik ke Bumi dari sebuah pesawat yang terbang pada ketinggian 7.000 meter. Pada tahap berikutnya, para peneliti berencana melakukan percobaan serupa tahun depan menggunakan satelit kecil. NHK/I-1