NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada awal bulan ini memperkirakan bahwa jumlah populasi dunia akan mencapai delapan miliar jiwa pada 15 November mendatang. Selain mencapai rekor baru, posisi negara dengan jumlah terbanyak akan bertukar. India akan menggantikan Tiongkok sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia pada tahun depan.

Saat ini, India memiliki penduduk sebanyak 1,39 miliar orang, sementara Tiongkok memiliki 1,44 miliar penduduk.

Dalam laporan yang dirilis pada Hari Populasi Dunia, PBB juga mengatakan pertumbuhan populasi global turun di bawah satu persen pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 1950.

Menurut proyeksi terbaru PBB, populasi dunia akan bertambah menjadi sekitar 8,5 miliar jiwa pada 2030, kemudian meningkat lagi menjadi sekitar 9,7 miliar jiwa pada 2050 dan puncaknya akan mencapai sekitar 10,4 miliar jiwa pada 2080 mendatang.

Laporan itu juga mengatakan lebih dari setengah proyeksi peningkatan populasi hingga 2050 akan terkonsentrasi hanya di delapan negara, yaitu Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania.

Dari sebaran penduduk, di Asia kini bermukim 4,7 miliar jiwa atau sekitar 61 persen dari penduduk Bumi. Kemudian, 1,3 miliar manusia atau 17 persen tinggal di Afrika, 750 juta jiwa di Eropa atau 10 persen, 650 juta orang atau 8 persen di Amerika Latin, begitu juga di Amerika Utara sebanyak 650 juta dan 43 juta jiwa di Oseania.

Laporan berjudul "Prospek Populasi Dunia 2022" itu menyebutkan populasi dunia pada saat ini sekitar 7,942 miliar jiwa dan akan mencapai delapan miliar pada pertengahan November.

Tahun Bersejarah

Direktur Divisi Kependudukan PBB, John Wilmoth, dalam konferensi pers mengenai laporan itu mengatakan kalau tanggal yang diproyeksikan PBB melintasi delapan miliar jiwa pada 15 November bukanlah sebagai tanggal yang pasti. Perkiraan tersebut, jelas Wilmoth, bisa saja bergeser karena margin of error atau tingkat kesalahannya adalah plus atau minus satu tahun.

Terlepas dari margin kesalahan itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut 2022 sebagai "tahun bersejarah'' karena penghuni Bumi tercatat delapan miliar.

"Ini adalah kesempatan untuk merayakan keragaman kita, mengakui kemanusiaan kita bersama, dan mengagumi kemajuan dalam kesehatan yang telah memperpanjang rentang hidup dan secara dramatis mengurangi angka kematian ibu dan anak," kata Guterres dalam sebuah pernyataannya.

"Pada saat yang sama, ini adalah pengingat tanggung jawab kita bersama untuk merawat planet kita dan momen untuk merenungkan di mana kita masih gagal memenuhi komitmen kita terhadap satu sama lain," ujarnya.

Baca Juga: